
sawitsetara.co - Industri kelapa sawit merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia. Negara ini dikenal sebagai produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia, dan sektor ini menjadi sumber devisa utama sekaligus penyerap tenaga kerja bagi jutaan orang. Namun, di balik luasnya perkebunan sawit yang tersebar dari Sumatra hingga Kalimantan, hanya segelintir perusahaan yang menguasai sebagian besar lahan di Tanah Air.
Berikut ini adalah daftar 10 perusahaan sawit dengan lahan terluas di Indonesia, berdasarkan data yang dirangkum CNBC Indonesia.
1. PalmCo (Holding BUMN) – 586.000 hektare
PalmCo merupakan subholding BUMN hasil konsolidasi besar dari PTPN Group. Dengan penguasaan lahan mencapai 586 ribu hektare, PalmCo kini menjadi pemilik perkebunan sawit terbesar di Indonesia.
Pembentukan PalmCo merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat peran negara dalam industri sawit nasional, sekaligus mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing global.
2. Golden Agri-Resources (Sinar Mas Group) – 536.000 hektare
Golden Agri-Resources (GAR), bagian dari Sinar Mas Group, menempati posisi kedua dengan penguasaan lahan sekitar 536 ribu hektare. Perusahaan ini terdaftar di bursa saham Singapura (SGX) dan dikenal sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan jaringan bisnis yang kuat dari hulu ke hilir.
3. Astra Group – 284.800 hektare
Melalui anak usahanya di sektor agribisnis, Astra Agro Lestari, Astra Group mengelola lahan seluas 284.800 hektare. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan ini berfokus pada praktik perkebunan berkelanjutan dan efisiensi rantai pasok produksi.
4. First Resources Ltd – 263.400 hektare
First Resources Ltd, perusahaan yang berbasis di Singapura dan terdaftar di SGX, menguasai sekitar 263.400 hektare lahan sawit. Perusahaan ini dikenal karena penerapan praktik pengelolaan ramah lingkungan di wilayah operasi utamanya, terutama di Kalimantan.
5. Salim Group / Indofood – 241.200 hektare
Sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, Salim Group melalui anak usahanya Indofood Agri Resources memiliki lahan sawit seluas 241.200 hektare. Selain memproduksi CPO, grup ini juga mengintegrasikan usaha dari bahan mentah hingga produk olahan makanan.
6. Wilmar International – 230.900 hektare
Wilmar International, raksasa agribisnis yang juga terdaftar di SGX, memiliki penguasaan lahan sekitar 230.900 hektare. Perusahaan ini merupakan salah satu pemain global utama dalam industri minyak nabati dan biodiesel.
7. Bumitama Agri Ltd – 187.000 hektare
Perusahaan yang juga berbasis di Singapura ini memiliki lahan sawit seluas 187 ribu hektare. Bumitama Agri Ltd dikenal memiliki komitmen terhadap pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar wilayah operasinya.
8. Sampoerna Agro – 167.700 hektare
Sampoerna Agro, yang merupakan bagian dari grup Sampoerna dan terdaftar di BEI, mengelola 167.700 hektare lahan. Perusahaan ini berfokus pada efisiensi produksi dan peningkatan produktivitas tanaman melalui inovasi bibit unggul.
9. Triputra Group – 161.400 hektare
Triputra Group memiliki lahan seluas 161.400 hektare dan dikenal aktif mengembangkan praktik agribisnis modern di sektor kelapa sawit. Fokus utama perusahaan ini adalah pada peningkatan hasil panen dan efisiensi produksi.
10. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk – 115.500 hektare
Menutup daftar, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menguasai sekitar 115.500 hektare lahan sawit. Perusahaan ini beroperasi terutama di Kalimantan Tengah dan terus memperluas portofolio bisnisnya di sektor hilir.
Dengan penguasaan lahan mencapai ratusan ribu hektare, para raksasa sawit ini memainkan peran besar dalam menentukan arah industri kelapa sawit nasional. Kehadiran PalmCo sebagai pemain utama dari sektor BUMN juga menandai era baru dalam pengelolaan sumber daya strategis milik negara.
Ke depan, tantangan terbesar industri sawit Indonesia bukan hanya soal produksi, tetapi juga keberlanjutan. Isu lingkungan, deforestasi, dan sertifikasi sawit berkelanjutan (ISPO dan RSPO) akan menjadi kunci untuk menjaga daya saing produk sawit Indonesia di pasar global.
Tags:


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *