
sawitsetara.co - JAKARTA – Usia 25 tahun bukanlah usia yang muda. Usia 25 tahun disebut awal masa dewasa atau dewasa muda, dan seringkali dikaitkan dengan periode "quarter life crisis" atau krisis seperempat abad. Secara umum, usia ini berada di antara masa remaja dan masa dewasa paruh baya.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) telah mencapai usia 25 tahun terus menedorong dan mengawal petani kelapa sawit di Tanah Air ini. “Semoga APKASINDO tetap solid dalam memperjuangkan sawit agar tetap menjadi penopang ekonomi yang sangat penting untuk Indonesia,” ungkap Ketua Umum (Ketum) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono kepada sawitsetara.co, melalui pesan singkatnya.
Seperti diketahui, nilai ekspor produk sawit Indonesia pada tahun 2024 mencapai Rp440 triliun (setara USD27,76 miliar), turun dari Rp463 triliun pada tahun 2023. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya volume ekspor ke beberapa negara utama, terutama Tiongkok dan India, meskipun harga rata-rata produk sawit naik.

Dari tingginya ekspor sawit tersebut kontribusi petani sawit tidaklah kecil yakni seluas 6,78 juta hektar dari total luas kebun sawit sekitar 16 juta hektar. Artinya petani ikut berkontribusi terhadap pendapatan negara.
Namun, dari luasann tersebut ttidak sedikitt lahan milik petani yang usianya sudah tua atau diatas 25 tahun.
Melihat hal tersebut GAPKI mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit petani karena usia tanaman yang cukup tua.
Dukungan ini mencakup pendampingan, penguatan kelembagaan petani, dan advokasi kebijakan. GAPKI juga berpendapat bahwa keberhasilan PSR perlu didukung agar keseimbangan antara kebutuhan domestik (untuk energi) dan ekspor tetap terjaga. “Kita dukung petani untuk melakukan PSR,” pungkas Eddy.




Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *