
sawitsetara.co - MEDAN - Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Sumatera Utara, Ir. H. Gus Dalhari Harahap, mengatakan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumut dalam beberapa hari terakhir tidak menekan harga Tandan Buah Segar (TBS) petani sawit. Sebaliknya, harga mengalami kenaikan seiring dengan menguatnya harga CPO.
“Dampak dari bencana ini malah mengakibatkan harga TBS petani mengalami kenaikan, seiring dengan kenaikan harga CPO,” jelas Gus Dalhari melalui wawancara via WhatsApp, Rabu (3/12/2025).
Meski demikian, ia menegaskan bahwa para petani tetap menghadapi hambatan serius, terutama terkait akses menuju kebun akibat genangan air di berbagai wilayah. Menurutnya, persoalan lapangan ini berdampak langsung terhadap kelancaran panen dan perawatan kebun.
“Kalau untuk tanamannya, 1–2 hari terendam air terhadap tanaman sawit tidak berpengaruh secara agronomis. Tapi untuk petani menuju akses kebun yang terganggu untuk panen dan perawatan kebun tentunya,” ujarnya.

Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Penebangan Liar
Terkait penyebab banjir, Gus Dalhari menilai bahwa tingginya intensitas curah hujan selama hampir sepekan menjadi faktor utama. Namun ia juga menyoroti aktivitas perusakan lingkungan yang memperparah dampak bencana.
“Kalau kondisi cuaca ini dikarenakan faktor alam karena adanya intensitas curah hujan yang tinggi dan panjang selama 4–5 hari secara terus menerus. Kalau terjadinya banjir bandang diakibatkan penebangan liar dan penambangan yang cukup masif di daerah terkena dampak, seperti Batang Toru (Tapsel), Tuka (Tapteng), dan Lingga Bayu (Madina),” paparnya.
Ia menegaskan bahwa keberadaan kebun sawit bukan penyebab banjir bandang, karena tidak ditemukan adanya batang sawit yang ikut terbawa arus.
“Luasan kebun sawit tidak merupakan penyebab bencana karena batang pohon yang dibawa banjir bandang tidak ada satu pun batang sawit yang terikut,” tegasnya.
Gus Dalhari juga menampik narasi yang mengaitkan bencana banjir dengan keberadaan perkebunan sawit. Ia menyebutkan bahwa banjir justru terjadi di berbagai daerah yang tidak memiliki kebun sawit sama sekali.

“Hampir semua daerah di Sumut terdampak banjir, bahkan daerah Medan, Tanjung Pura, Kota Batubara yang tidak ada satu pun batang sawit terdampak banjir,” jelasnya.
Dengan situasi banjir yang meluas, APKASINDO Sumatera Utara berharap pemerintah daerah dapat mempercepat penanganan infrastruktur, terutama akses jalan menuju kebun yang menjadi tumpuan ribuan petani sawit di provinsi tersebut.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *