KONSULTASI
Logo

Banjir Rendam Ribuan Hektare Perkebunan Aceh Timur, Lahan Peremajaan Sawit Rakyat Paling Parah Terdampak

23 Desember 2025
AuthorDwi Fatimah
EditorDwi Fatimah
Banjir Rendam Ribuan Hektare Perkebunan Aceh Timur, Lahan Peremajaan Sawit Rakyat Paling Parah Terdampak

sawitsetara.co - Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Timur pada akhir November 2025 meninggalkan dampak serius bagi sektor perkebunan. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Timur, Murdhani, mengatakan bahwa mayoritas lahan yang terdampak merupakan peremajaan sawit rakyat yang tersebar di berbagai kecamatan. Dari total luasan tersebut, sekitar 4.510 hektare tercatat mengalami kerusakan signifikan.

“Berdasarkan pendataan sementara, lahan peremajaan sawit rakyat mendominasi wilayah terdampak banjir. Luas kerusakannya cukup besar dan perlu penanganan serius,” ujar Murdhani.

Menurutnya, curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari menyebabkan genangan air bertahan cukup lama di area perkebunan. Kondisi ini mengganggu pertumbuhan tanaman, merusak struktur tanah, hingga memicu erosi dan hilangnya unsur hara penting.

natal dpp

Kerusakan perkebunan sawit tercatat hampir merata di sejumlah kecamatan. Di Birem Bayeun, sekitar 250 hektare lahan sawit rakyat mengalami rusak sedang, sementara di Rantau Selamat mencapai 200 hektare. Kerusakan lebih luas terjadi di Ranto Peureulak dan Banda Alam, masing-masing mencapai 550 hektare.

Selain itu, Kecamatan Peureulak mencatat kerusakan lahan sawit seluas 450 hektare, disusul Peureulak Timur (150 hektare), Idi Tunong (375 hektare), dan Julok (160 hektare). Kerusakan terluas tercatat di Indra Makmu dengan 750 hektare, Pante Bidari (555 hektare), serta Peunaron yang mencapai 890 hektare.

Tak hanya komoditas sawit, banjir juga berdampak pada perkebunan kakao. Di Pante Bidari, sekitar 90 hektare lahan kakao rusak, sementara di Peunaron tercatat 50 hektare kakao rusak berat. Adapun di Indra Makmu, sekitar 40 hektare kakao mengalami kerusakan sedang.


natal dpp

Murdhani menegaskan, kerusakan ini berpotensi menurunkan produktivitas petani dalam jangka menengah hingga panjang. “Selain tanaman rusak, banjir juga merusak saluran kebun dan menyebabkan erosi tanah, yang tentu berdampak langsung pada pendapatan petani,” ujarnya.

Pemerintah daerah, lanjut Murdhani, akan melakukan pendataan lanjutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyusun langkah pemulihan. Upaya tersebut mencakup kemungkinan bantuan benih, perbaikan lahan, serta pendampingan teknis guna membantu petani bangkit pascabanjir.


Berita Sebelumnya
Oktober 2025, Harga  Referensi CPO Menguat

Oktober 2025, Harga Referensi CPO Menguat

Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) untuk penetapan Bea Keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan (BLU BPDP), atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE), untuk periode Oktober 2025 adalah sebesar USD963,61/MT. Nilai ini meningkat sebesar USD8,89 atau 0,93 persen dari HR CPO periode September 2025 yang tercatat sebesar USD954,71/MT.

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *