
sawitsetara.co – BERAU – Kabupaten Berau, yang dikenal sebagai lumbung sawit dengan lahan mencapai 150 ribu hektar, kini mengincar peluang besar dalam hilirisasi pengolahan minyak kelapa sawit (CPO). Wakil Bupati Berau, Gamalis, mengungkapkan potensi bisnis yang “tak ada matinya” ini, mengingat tingginya permintaan minyak goreng di pasar lokal dan nasional.
Gamalis menekankan pentingnya pembangunan pabrik pengolahan CPO di Berau, Kalimantan Timur. Ia menjelaskan bahwa pabrik tersebut berpeluang menguasai pasar lokal dan bahkan mengekspor bahan baku ke pasar internasional.
“Ini bisnis yang memang tidak ada matinya. Goreng-goreng ini jadi tradisi di dapur rumah tangga kita,” ujarnya pada Kamis (27/11/2025).
Potensi ini didukung oleh luasnya lahan sawit di Berau, baik milik industri maupun petani mandiri. Produk pabrik dapat berupa minyak curah untuk memenuhi kebutuhan pasar. Lebih lanjut, Gamalis menyoroti beragamnya produk turunan CPO yang dibutuhkan pasar, mulai dari kosmetik hingga bahan bakar biodiesel.
“Banyak produk turunannya itu, sangat potensi kalau dibangun di Berau,” tegasnya.
Terkait lokasi, Kecamatan Kelay dan sekitarnya dianggap strategis karena banyaknya perkebunan sawit di kawasan tersebut. Pemerintah daerah siap memberikan dukungan penuh, dengan catatan utama investasi harus mengedepankan sistem ekonomi hijau.
“Banyak kan sawit di sana, ongkos antar CPO-nya bisa lebih murah,” tutur Gamalis. “Pasti banyak dapat dukungan itu.”
Selain pengusaha swasta, Gamalis juga mendorong Perusda Bhakti Praja untuk mengembangkan investasi hilirisasi ini. Menurutnya, Perusda akan lebih berkembang di sektor industri yang menjanjikan. “Iya itu bagus, Perusda bisa kita dorong untuk mengembangkan investasi itu,” tegasnya.
Gamalis mencontohkan keberhasilan Kota Bontang dalam mendirikan perusahaan pengolahan CPO, meskipun tanpa lahan sawit sendiri. Bontang mampu memasok minyak goreng ke berbagai daerah saat krisis minyak goreng tahun 2020. Pengalaman Bontang menjadi bukti nyata bahwa investasi hilirisasi CPO di Berau adalah langkah yang strategis dan mendesak.
“Waktu zaman Bapak Basri Rase, kami membangun kerja sama itu. Mereka bisa kirim minyak ke Berau,” ujarnya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *