KONSULTASI
Logo

Blending Biodiesel B40 ke B50 Masih Jadi Tantangan

6 Oktober 2025
AuthorIbnu
EditorIbnu
Blending Biodiesel B40 ke B50 Masih Jadi Tantangan
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA – Peneliti dari Pusat Riset Teknologi Bahan Bakar, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Soni Solistia Wirawan, mengingatkan tantangan yang muncul saat kadar blending biodiesel ditingkatkan, misalnya dari biodiesel 40& berbahan kelapa sawit atau dikenal B40 ke B50.

Menurutnya, biodiesel punya beberapa sifat penting, misalnya bisa membantu membersihkan mesin (solvency), tapi juga mudah menyerap air (hygroscopic). Selain itu, biodiesel rentan mengalami oksidasi dan bisa mengental atau membeku kalau suhu turun rendah.

Di sisi lain, biodiesel lebih ramah lingkungan karena mudah terurai, tapi energinya sedikit lebih rendah dibanding bahan bakar fosil, sehingga bisa berpengaruh pada tenaga mesin.

“Mungkin ini plus, tapi ini juga mungkin minus. Yang ini harus kita terus reset agar setiap campuran biodiesel kita makin tinggi, ya. Itu harus kita perbaiki parameternya supaya bisa kita campurkan makin tinggi,” ujar Soni.

Soni menekankan bahwa setiap peningkatan kadar campuran, misalnya dari dari Biodiesel 40 persen (B40) menuju B50, harus melalui tahapan yang matang dan berbasis riset.

“Tahapan-tahapannya harus dilakukan dulu, sebenarnya. Kita lakukan penelitian dulu, ya, untuk tahu apa yang perlu diperbaiki dari campuran biodiesel tersebut. Misalnya, dari B30 ke B40, kadar airnya diturunkan, dari yang tadinya 500 jadi ke 360. Jadi diperkecil,” ujar Soni.


Lomba Cipta Mars  HUT Apkasindo

Selain kadar air, kadar stabilitas oksidasi (oxidation stability) juga harus diperpanjang agar biodiesel lebih tahan terhadap degradasi. Beberapa parameter teknis lainnya, kata dia, juga perlu disesuaikan. “Kalau nanti naik ke B50, ya diperbaiki lagi. Selalu seperti itu,” tambah Soni.

Setelah penyempurnaan teknis dilakukan, lanjut Soni, campuran baru harus diuji, baik di laboratorium maupun melalui uji jalan (road test).

“Untuk B40, kita lakukan road test sejauh 500 kilometer per hari, dipakai bolak-balik, hingga total mencapai 50 ribu kilometer. Itu kita lakukan sekali setiap tiga bulan,” kata Soni.


Lomba Cipta Mars  HUT Apkasindo

Setelah pengujian, kendaraan yang masih dalam kondisi baru tersebut dibongkar untuk memeriksa bagian dalam mesinnya, apakah ada kerak atau tidak. “Alhamdulillah, yang B40 aman. Jadi, proses road test-nya harus dilakukan,” lanjut Soni.

Soni juga menyebut pengujian juga dilakukan di daerah bersuhu dingin seperti Dieng, Jawa Tengah, untuk mengetahui performa biodiesel saat kendaraan diparkir lama dalam suhu rendah.

“Kita coba di Tambi, Dieng. Mobil diparkir satu bulan, lalu di-starter. Harus langsung nyala. Karena biodiesel bisa menggumpal kalau dingin. Dan, alhamdulillah, dalam beberapa detik langsung menyala,” jelas Soni.


Lebih lanjut, Soni mengingatkan pentingnya menjaga kualitas biodiesel selama proses distribusi agar tetap sesuai dengan standar mutu. Ia mencatat beberapa parameter yang perlu diperbaiki.

“Tadi misalnya, kadar air. Untuk B40 nanti ke B50, kadar airnya harus diperkecil, Pak. Oxidation stability. Terus grease roll dan lain-lain harus diperhatikan supaya tidak terjadi blok (penyumbatan),” ujar Soni.

Penggunaan material juga perlu diperhatikan agar kompatibel. Biodiesel bisa bereaksi dengan material yang tidak cocok, misalnya karet bisa mengembang, dan kuningan tertentu bisa terkikis.

“Nah, ini harus diperhatikan. Jadi, ada produk-produk komponen yang tidak boleh bersentuhan dengan biodiesel. Makanya, tanki penyimpanan, selang, dan perlengkapan penyimpanan lainnya juga harus diperhatikan,” ungkap Soni.


Lomba Cipta Mars  HUT Apkasindo

Selain itu, teknik pencampuran harus akurat. Jika tidak tercampur sempurna, bahan bakar bisa terpisah-pisah. Ada berbagai metode teknis untuk memastikan pencampuran yang baik.

Kemudian, teknik sampling, pengujian laboratorium, dan kompetensi personel juga sangat penting. Petugas yang melakukan pengujian di laboratorium harus tersertifikasi.

Praktik good housekeeping, pemantauan kualitas penyimpanan, teknik pencampuran yang tepat, serta penyaluran yang bebas dari kontaminasi juga harus diterapkan. Selama pengiriman, bahan bakar tidak boleh terkontaminasi air atau kotoran lain yang bisa merusak kualitas.

Seperti diketahui, pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan mandatori biodiesel 50 persen (B50), yakni campuran 50 persen biodiesel dalam bahan bakar solar. Kebijakan ini direncanakan akan mulai diterapkan pada tahun 2026.



Berita Sebelumnya
Wilmar Gandeng Koperasi Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Wilmar Gandeng Koperasi Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Berbagai langkah terus dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan petani disekitar wilayah kebun atau pabrik perusahaan itu berdiri. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh PT Perkebunan Milano, Wilmar Group, dengan menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Koperasi Produsen Seira Mandiri Jaya. MoU tersebut masuk dalam Program Kebun Kemitraan di Desa Sei Rakyat Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.

5 Oktober 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *