
sawitsetara.co – JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah meneliti cara memanfaatkan limbah pelepah kelapa sawit dan biomassa lokal lainnya. Tujuannya untuk mengubah limbah ini menjadi bio-oil, gas, biochar, dan berbagai senyawa kimia yang berguna bagi industri, dengan menggunakan teknologi termokimia.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kimia Molekuler BRIN, Dieni Mansur, memaparkan hasil penelitiannya dalam sebuah orasi ilmiah. Ia menjelaskan bahwa teknologi termokimia, khususnya pirolisis dan hidrotermal likuifaksi (HTL), sangat efektif dalam mengolah biomassa lignoselulosa.
“Biomassa yang melimpah dan belum termanfaatkan secara optimal dapat dikonversi melalui teknologi termokimia menjadi bio-oil, gas, biochar, dan panas,” ujarnya.

Pirolisis modern, yang menggunakan berbagai jenis reaktor, mampu menghasilkan tiga produk utama: bio-oil, biochar, dan gas. Proses ini bahkan bisa menghasilkan bio-oil hingga 75 persen. Sementara itu, HTL lebih cocok untuk biomassa yang memiliki kadar air tinggi. Proses ini memanfaatkan air pada suhu dan tekanan tertentu sebagai reaktan sekaligus katalis.
Dieni menyoroti potensi besar dari biomassa lokal. Misalnya, pirolisis kulit kakao menghasilkan asap cair yang mengandung asam karboksilat dan keton. Ampas biji kapulaga juga menghasilkan asap cair kaya asam asetat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa sekam padi dan ranting kayu putih juga menghasilkan fraksi yang kaya senyawa bermanfaat. Suhu pirolisis ternyata memengaruhi jenis senyawa yang dihasilkan. Pada suhu 400 °C, dominan aldehid dan furan, sedangkan pada 600 °C, dominan fenol dan alkilfenol.
Dengan menggunakan katalis zirkonia oksida besi, asap cair dapat diolah lebih lanjut. “Reaksi katalitik menghasilkan masing-masing 18 persen aseton dan metil etil keton. Senyawa ini banyak digunakan dalam industri pelarut, resin, antiseptik, hingga farmasi,” jelas Dieni.

Inovasi menarik lainnya adalah ko-pirolisis biomassa dengan limbah plastik. Ko-pirolisis cangkang sawit dengan PE atau PET menghasilkan bio-oil bernilai kalor 32-34 MJ/kg,” terang Dieni.
Campuran pelepah kelapa sawit dengan polistirena bahkan mampu menghasilkan fraksi yang setara dengan bensin dan diesel. Bio-oil hasil ko-pirolisis juga berpotensi sebagai aditif bahan bakar, meningkatkan oktan bensin.
Asap cair dari pirolisis memiliki banyak manfaat. Kandungan asam asetat dan fenol menjadikannya antibakteri dan antioksidan. Bahkan, penggunaan 5 persen asap cair pada edible film mampu memperpanjang masa simpan buah.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *