KONSULTASI
Logo

Data Satelit Bongkar Mitos: Sawit Bukan Biang Deforestasi Indonesia

2 Desember 2025
AuthorDwi Fatimah
EditorDwi Fatimah
Data Satelit Bongkar Mitos: Sawit Bukan Biang Deforestasi Indonesia
HOT NEWS

sawitsetara.co – Selama bertahun-tahun, kelapa sawit kerap menjadi kambing hitam deforestasi Indonesia. Namun serangkaian temuan terbaru dari citra satelit, penelitian ilmiah, hingga arsip sejarah justru menyajikan cerita berbeda—bahkan mengejutkan.

Dikutip dari elaeis.co, berdasarkan rekaman sejarah, deforestasi Indonesia sudah terjadi sejak era sebelum 1950 dan jumlahnya mencapai 25,5 juta hektar. Perubahan tutupan hutan terus berlangsung, dan hingga periode 2000–2022 totalnya membengkak menjadi 105,2 juta hektar.

Di saat yang sama, luas kebun sawit tahun 2022 tercatat 16,3 juta hektar, atau hanya sekitar 15 persen dari total deforestasi Indonesia. Fakta ini mematahkan klaim bahwa ekspansi sawit adalah penyebab utama hilangnya hutan.

Lalu ke mana hilangnya 89 juta hektar hutan lainnya?

natal dpp

Catatan sejarah mengarah pada aktivitas pembalakan besar-besaran sejak awal Orde Baru (1969–2000), terutama di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Jutaan hektar hutan ditebang oleh perusahaan logging yang kala itu menjadi tulang punggung penerimaan negara.

Hutan yang terpapas kemudian berubah menjadi lahan terdegradasi, semak belukar, alang-alang, dan bekas konsesi kayu. Barulah pada era berikutnya, sebagian lahan rusak itu dimanfaatkan untuk transmigrasi dan pengembangan kelapa sawit.

Menurut PASPI (2021) dan penelitian Jean-Marc Roda dari CIRAD (2019) menyatakan, 62% kebun sawit Indonesia tumbuh di lahan terdegradasi—bekas logging dan semak belukar sedangkan 37% berasal dari lahan pertanian dan perkebunan lama.

Studi Erniwati et al. (2017) serta Santosa et al. (2020) menguatkan hal yang sama, sawit bukan langsung menggantikan hutan primer, melainkan tumbuh di lahan yang sudah lama berubah.

Sejak Inpres No. 8/2018, pemerintah menghentikan pembukaan kebun sawit baru dan mengawasi ketat tata kelola industri. Ini mempertegas komitmen zero-deforestation dan memastikan pengembangan sawit berjalan dalam koridor keberlanjutan.

natal dpp

Dengan fakta sejarah dan bukti citra satelit yang kini semakin terbuka, narasi bahwa sawit adalah motor deforestasi ternyata terlalu disederhanakan. Banyak kehilangan hutan berasal dari sektor lain:

industri kayu, perluasan pemukiman, pertanian non-sawit, hingga pertambangan.

Kini, publik dan pembuat kebijakan punya ruang untuk melihat secara lebih objektif: industri sawit Indonesia lahir di atas lahan terdegradasi, bukan hutan asli, dan berpotensi menjadi motor kesejahteraan sekaligus konservasi jika dikelola berkelanjutan.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *