
sawitsetara.co – SAMARINDA – Berbagai langkah terus dilakukan oleh petani untuk melakukan serifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Salahsatunya seperti di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sebanyak sebanyak 74 koperasi petani sawit dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) siap mendapat pendampingan untuk memperoleh sertifikasi ISPO.
"Sebanyak 74 koperasi dan gapoktan yang siap didampingi menuju perolehan sertifikasi ISPO tersebut tersebar di lima kabupaten," kata Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Asmirilda di Samarinda, Rabu (24/12/2025).
Kesiapan 74 koperasi dan gapoktan diketahui setelah sebelumnya pihaknya melakukan beberapa kali sosialisasi tentang manfaat sertifikasi ISPO di masing-masing kabupaten, yakni terkait Rencana Aksi Daerah - Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) 2025.
Asmirilda mengungkapkan, saat sosialisasi ISPO di Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di Kecamatan Kembang Janggut, yang dilaksanakan di Kantor Koperasi Belayan Sejahtera, sebanyak empat koperasi diusulkan dengan dukungan 360 Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dengan luasan mencapai 1.000 hektare.
"Koperasi Belayan Sejahtera sudah memiliki sertifikat ISPO dan RSPO, sehingga bisa menjadi percontohan untuk memotivasi koperasi lain terutama koperasi dan gapoktan di sekitarnya, dalam mereplikasi keberhasilan memperoleh sertifikat," jelas Asmirilda.
di Kabupaten Kutai Timur berjumlah 18 unit koperasi dan gapoktan, Kutai Kartanegara sebanyak 21 unit, Kabupaten Paser 17 unit, Penajam Paser Utara baru ada 1 unit, dan Kabupaten Berau terdapat 17 unit.
Sebelumnya, Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Baginda Siagian mengakui pentingnya semua pihak bergerak lebih cepat agar target sertifikasi bisa segera tercapai “Jangan lambatnya terus. BPDP sudah siapkan dananya, ya harusnya bisa lebih cepat. Kita nggak boleh kalah,” tegasnya.
Tahun ini, Kementan menargetkan 30.000 petani sawit swadaya mendapatkan STDB dengan pembiayaan dari BPDP. Upaya ini, menurut Baginda, merupakan bagian dari strategi menyusun ekosistem keberlanjutan (sustainability) yang lebih kuat agar industri kelapa sawit Indonesia dapat bersaing di pasar global.
Sekedar catatan, data ISPO terbaru saat ini, baru sekitar 39.8% dari total kebun sawit Indonesia (sekitar 6.52 juta hektar) sudah tersertifikasi ISPO, dengan dominasi dari perusahaan swasta.
Adaun untuk mencorong sertifikasi ISPO pemerintah Republik Indonesia melalui Kementan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 33 Tahun 2025 tentang Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan (ISPO) sebagai bagian dari komitmen nasional dalam memperkuat tata kelola sektor kelapa sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing global.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *