
sawitsetara.co – PEKANBARU – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop-UKM) Provinsi Riau menekankan pentingnya pengembangan produk turunan kelapa sawit untuk mendukung UMKM di Riau.
Hal ini disampaikan Yusub N., S.I.P., M.Si., selaku Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pemberdayaan Industri Disperindagkop-UKM Provinsi Riau, saat menjadi pemateri di workshop yang diselenggarakan oleh DPW APKASINDO Provinsi Riau di Grand Central Hotel Pekanbaru.
Dalam lokakarya bertajuk “Pengembangan Produk Turunan Kelapa Sawit untuk Mendukung UMKM Kelembagaan Petani Sawit” pada Sabtu (29/11/2025) tersebut, Yusub menjelaskan bahwa industri kelapa sawit memegang peranan penting dalam perekonomian Riau.
“UMKM sawit menjadi pelengkap ekosistem industri besar dengan karakteristik fleksibilitas, keterserapan tenaga kerja lokal, dan kemampuan adaptasi yang tinggi,” ujarnya.
Dalam paparannya, Yusub mengungkapkan bahwa luas lahan sawit di Riau mencapai 3.401.607 hektare dan merupakan yang terluas di Indonesia. Sedangkan produksi CPO-nya pada 2023 mencapai 9,22 juta ton (18,2% dari nasional).
Sementara itu, investasi hilirisas, realisasinya pada semester I 2025 mencapai 3.740,27 M, menyumbang hampir 60% dari total realisasi investasi hilirisasi sebesar 6,23 T. Juga, terdapat peningkatan tren pendaftaran dan legalitas UMKM sawit.
“Tren ini menunjukkan antusiasme pelaku usaha dalam mengakses layanan pemerintah,” katanya.
Peluang Ekonomi UMKM Sawit
Yusub juga menyoroti beberapa peluang ekonomi bagi UMKM sawit:
1. Diversifikasi Produk:
Menurut Yusub, UMKM sawit berpeluang mengembangkan usaha lewat diversifikasi seperti produk pangan berupa minyak goreng, margarin, dan bahan baku makanan olahan. Selain itu, bisa juga lewat produk non-pangan sabun, kosmetik, lilin, dan bahan baku industri (oleokimia).
Produk berbasis limbah sawit pun bisa jadi lahan bisnis seperti TKKS jadi pupuk organik maupun kompos; pelepah dan batang untuk furniture atau bahan baku kerajinan; cangkang sawit sebagai bahan karbon aktif dan bahan bakar, hingga limbah cair (POME) diolah menjadi biogas.
2. Permintaan Pasar yang Tinggi
Yusub memaparkan, permintaan pasar yang tinggi terhadap produk sawit merupakan peluang bagi UMKM. Pasar domestik misalnya, kebutuhan minyak sawit untuk pangan dan industri terus meningkat. Sedangkan untuk pasar global, peluang ekspor ke negara Asia dan Afrika tetap terbuka.
3. Dukungan Pemerintah
Menurut Yusub, peluang ekonomi bagi UMKM sawit juga mendapat dukungan pemerintah melalui bantuan modal, pelatihan, hingga kemitraan.
Tantangan yang Dihadapi UMKM Sawit
Meskipun memiliki potensi besar, Yusub mengatakan UMKM sawit juga menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari masalah legalitas lahan di mana sekitar 1,8 juta hektare kebun sawit di Riau berada di kawasan hutan, yang menghambat kepastian hukum bagi petani dan UMKM.
Selain itu, sertifikasi ISPO terbatas, yang mana hanya 30% perusahaan sawit di Riau yang tersertifikasi ISPO, yang biayanya mahal dan sulit bagi UMKM. Keterbatasan teknologi dan keterampilan juga jadi aral, banyak UMKM kurang terampil dalam mengolah limbah sawit dan produk turunan lainnya.
“Teknologi pengolahan seperti mesin biogas masih mahal,” kata dia.
Juga, kata dia, ada tantangan pasar global, di mana regulasi EUDDR dan narasi negatif terhadap kelapa sawit dapat mengurangi minat calon pelaku UMKM.
Kebijakan Pemerintah untuk Pemberdayaan UMKM Sawit
Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk memberdayakan UMKM sawit melalui penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pengembangan kewirausahaan, hilirisasi dan industrialisasi untuk nilai tambah ekonomi.
Kemudian pembangunan dari desa untuk pemerataan ekonomi, meningkatkan perekonomian, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat, serta amanat PP 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pemerintah juga berupaya menggalakkan sertifikasi ISPO, bantuan modal dan stimulus ekonomi, kemitraan dengan pelaku usaha besar, peningkatan akses pasar, dan peningkatan kapasitas UMKM.
“Kami berharap melalui workshop ini, UMKM sawit di Riau dapat lebih berkembang dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah,” tutup Yusub.
Adapun workshop ini ditaja bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM dan kelembagaan petani sawit dalam mengembangkan produk turunan kelapa sawit. Pihaknya berharap agar kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan industri kelapa sawit di Riau.
“Kami berharap workshop ini dapat menjadi wadah bagi para pelaku UMKM dan petani sawit untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengembangkan produk turunan kelapa sawit,” ujar Ketua DPW APKASINDO Riau, H. Suher.
Sementara itu, Sekretaris DPW APKASINDO Dr. (cn) Djono A. Burhan, S.Kom, MMgt (Int. Bus), CC, CL. Mengungkapkan agenda ini diharapkan juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik terhadap pentingnya pengembangan produk turunan kelapa sawit.
“Workshop ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pelaku UMKM di sektor kelapa sawit mengenai potensi pengembangan produk turunan kelapa sawit,” katanya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *