sawitsetara.co - PEKANBARU - Provinsi Riau kembali unjuk gigi sebagai raksasa ekspor nasional. Hingga akhir Agustus 2025, neraca perdagangan luar negeri Riau mencatat surplus fantastis sebesar USD 12,93 miliar, didorong oleh performa ekspor yang melesat tinggi.
Data dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Riau menyebutkan, total ekspor daerah ini mencapai USD 14,10 miliar, sementara impor hanya di angka USD 1,17 miliar.
“Capaian ini menegaskan posisi Riau sebagai salah satu motor penggerak ekspor Indonesia, terutama di sektor perkebunan,” ujar Kepala Kanwil DJBC Riau, Parjiya, Senin (29/9/2025).
Kontributor terbesar dalam ekspor Riau adalah crude palm oil (CPO) alias minyak kelapa sawit mentah, yang menyumbang hingga USD 7,818,07 juta. Komoditas unggulan ini terus menjadi andalan utama perekonomian daerah, sekaligus mendongkrak devisa negara.
“Kelapa sawit masih menjadi tulang punggung ekspor Riau. Permintaan global yang tinggi membuat kontribusinya tetap dominan,” tambah Parjiya.
Sementara dari sisi impor, Riau mencatatkan angka yang jauh lebih kecil. Total nilai impor hingga Agustus 2025 hanya USD 1,17 miliar, dengan dominasi barang-barang penunjang sektor pertanian
“Impor terbesar berasal dari pupuk, senilai USD 234,85 juta. Ini menunjukkan adanya kebutuhan tinggi untuk meningkatkan produktivitas perkebunan di Riau,” jelas Parjiya.
Surplus perdagangan luar biasa ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian Riau dan Indonesia secara umum. Selain membuktikan daya saing tinggi di pasar global, capaian ini juga berkontribusi besar terhadap devisa negara.
“Dengan surplus besar ini, Riau tidak hanya menguntungkan secara regional, tapi juga memberi dampak signifikan bagi perekonomian nasional,” pungkas Parjiya.
Tags:
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *