
sawitsetara.co - JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melaporkan kinerja ekspor produk sawit mengalami penurunan drastis pada September 2025. Volume ekspor tercatat hanya 2,2 juta ton, anjlok 36,65% dibandingkan Agustus yang mencapai 3,47 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengungkapkan bahwa penurunan paling tajam terjadi pada minyak sawit olahan, yang merosot 32,86% menjadi 1,57 juta ton dari sebelumnya 2,34 juta ton. Ekspor CPO bahkan jatuh lebih dalam hingga 81,58%, tinggal 91 ribu ton, sementara ekspor oleokimia turun 53,27% menjadi 93 ribu ton.
Pelemahan ekspor terjadi hampir ke seluruh pasar utama. India mencatat penurunan terbesar, turun 409 ribu ton, disusul China (212 ribu ton) dan Malaysia (144 ribu ton). Pasar Afrika, Pakistan, Amerika Serikat, Uni Eropa, Bangladesh hingga Timur Tengah juga mencatat kontraksi signifikan.
Satu-satunya pasar yang menunjukkan perbaikan adalah Rusia, dengan kenaikan 18 ribu ton. Secara nilai, ekspor September tercatat US$2,53 miliar, turun 33,8% dibanding Agustus yang mencapai US$3,82 miliar.
Meski September melemah, akumulasi nilai ekspor sepanjang Januari–September 2025 justru melonjak 39,85% menjadi US$27,31 miliar. Kenaikan ini ditopang harga rata-rata sawit global yang lebih tinggi, yaitu US$1.210 per ton Cif Rotterdam, dibanding periode sama tahun lalu di US$1.020 per ton.
Produksi CPO September tercatat 3,93 juta ton, turun 22,32% dari Agustus. Produksi PKO juga turun menjadi 366 ribu ton. Meski begitu, total produksi CPO+PKO sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini masih naik 11,30% secara tahunan menjadi 43,34 juta ton.
Di sisi konsumsi domestik, kebutuhan dalam negeri turun menjadi 2,05 juta ton. Penurunan terbesar berasal dari konsumsi biodiesel, yang turun 3,69% menjadi 1,07 juta ton. Konsumsi pangan juga melemah 1,61%, sementara konsumsi oleokimia tumbuh 3,83%, menjadi 190 ribu ton.
Dengan turunnya ekspor, produksi, dan konsumsi pada September, stok sawit nasional justru meningkat. Dari stok awal 2,54 juta ton, gabungan produksi dan konsumsi membuat stok akhir bulan September naik menjadi 2,59 juta ton.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *