KONSULTASI
Logo

GAPKI Dorong Kemitraan Sawit Berkelanjutan dengan Afrika: Peluang Emas Perdagangan dan Investasi

20 Oktober 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
GAPKI Dorong Kemitraan Sawit Berkelanjutan dengan Afrika: Peluang Emas Perdagangan dan Investasi

Sawitsetara.co – JAKARTA – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menekankan urgensi memperkuat kolaborasi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara Afrika, terutama dalam sektor kelapa sawit. Kerja sama dengan Afrika memiliki nilai historis karena sawit sendiri berasal dari benua tersebut.

“Kini saatnya kita membangun kemitraan yang saling menguntungkan dalam pengembangan teknologi, bibit unggul, dan investasi hilirisasi,” ujar Eddy dalam forum bisnis “Opportunities for Trade and Investment Partnerships in Africa” pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di ICE BSD City.

Menurut dia, industri sawit terbukti menjadi pilar utama ekspor nonmigas Indonesia. Meskipun terjadi penurunan nilai ekspor dari USD 39 miliar pada 2022 menjadi USD 28 miliar pada 2024, sektor ini tetap menjadi penyumbang terbesar neraca perdagangan nasional, berkontribusi sekitar 10–13% dari total ekspor nasional hingga pertengahan 2025.

Berdasarkan data GAPKI, Indonesia saat ini memiliki 16,8 juta hektare kebun kelapa sawit dengan produksi minyak sawit mentah (CPO) mencapai 52,8 juta ton per tahun. Sebanyak 40% dari produksi tersebut dikelola oleh petani kecil, yang menggarisbawahi pentingnya dampak sosial-ekonomi sektor ini bagi masyarakat pedesaan.

Produksi sawit nasional menunjukkan peningkatan sebesar 11,1% (Juli 2025 dibandingkan Juli 2024), seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik, terutama untuk program biodiesel yang kini melampaui konsumsi untuk pangan. Namun, ekspor sawit masih menghadapi tantangan akibat perlambatan produksi global dan peningkatan konsumsi dalam negeri.

Eddy menyoroti Afrika sebagai pasar strategis yang terus berkembang. Pada 2024, sebagian besar ekspor sawit Indonesia ke Afrika berupa produk olahan (refined palm oil). GAPKI bersama pemerintah berupaya memperluas jangkauan ke negara-negara Afrika Timur dan Selatan seperti Tanzania, Kenya, dan Namibia, baik untuk perdagangan maupun penelitian genetik tanaman sawit.

GAPKI juga mendorong inovasi untuk meningkatkan efisiensi produksi, termasuk penggunaan biofertilizer, mekanisasi dan precision agriculture, riset Ganoderma, dan eksplorasi sumber genetik baru di Afrika. Selain itu, GAPKI juga menguatkan advokasi kebijakan terkait pajak ekspor dan program biodiesel nasional.

Sebagai mitra strategis pemerintah, GAPKI menegaskan komitmennya terhadap pembangunan sawit berkelanjutan melalui penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). GAPKI mengimbau seluruh anggotanya untuk mengimplementasikan prinsip keberlanjutan dalam praktik perkebunan dan industri.


Berita Sebelumnya
Penutupan TEI 2025, Perdagangan Sawit Capai USD2,3 Miliar

Penutupan TEI 2025, Perdagangan Sawit Capai USD2,3 Miliar

Dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 terdapat lima sektor yang diminati pelaku usaha dan investor. Kelima sektor tersebut yakni perdagangan sawit dan turunanannya sebesar USD2,3 miliar, pertambangan sebesar USD5,5 miliar, logam mulia sebesar USD2,7 miliar, charcoal dan briket sebesar USD1,6 miliar, dan suku cadang sebesar USD1,4 miliar.

19 Oktober 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *