
sawitsetara.co - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali melemah dan menyentuh posisi terendah dalam dua pekan pada akhir perdagangan Senin (15/12/2025). Tekanan ini terjadi meskipun harga sempat menguat di awal sesi seiring aksi bargain hunting pelaku pasar.
Kontrak berjangka CPO paling aktif diperdagangkan, yakni untuk pengiriman Januari 2026, ditutup turun 0,27% ke level MYR 3.992 per ton. Padahal sebelumnya, harga sempat bergerak naik hingga menyentuh MYR 4.042 per ton.
Pelemahan harga CPO terutama dipicu kekhawatiran pasar terhadap potensi penurunan permintaan minyak nabati dari Tiongkok. Sentimen ini menguat setelah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) melaporkan penjualan kedelai AS ke Tiongkok sebesar 132.000 metrik ton untuk pengiriman tahun pemasaran 2025/2026. Kondisi tersebut memunculkan spekulasi pergeseran konsumsi minyak nabati ke produk substitusi.

Tekanan tambahan datang dari data ekonomi Tiongkok yang dirilis belum lama ini. Pertumbuhan produksi industri dan penjualan ritel pada November tercatat lebih rendah dari perkiraan, mencerminkan masih lemahnya aktivitas ekonomi di tengah tantangan domestik dan tekanan eksternal yang berkelanjutan.
Di sisi pasokan, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) melaporkan produksi CPO pada November 2025 turun 5,3% secara bulanan menjadi 1,94 juta ton. Namun, penurunan produksi tersebut belum mampu menopang harga karena stok justru melonjak signifikan.
Pasokan CPO Malaysia pada akhir November tercatat naik 13% menjadi 2,84 juta ton, level tertinggi dalam enam setengah tahun terakhir. Lonjakan stok ini sejalan dengan produksi tahunan yang kuat, yang diproyeksikan akan menembus angka 20 juta ton untuk pertama kalinya.
Kombinasi antara kekhawatiran melemahnya permintaan global dan melimpahnya pasokan membuat pergerakan harga CPO masih berada dalam tekanan, meski peluang pemantulan jangka pendek tetap terbuka seiring dinamika pasar global.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *