
sawitsetara.co - DUBAI - Indonesia resmi menapakkan langkah besar dalam transformasi digital sektor komoditas global. Untuk pertama kalinya, aset perkebunan kelapa sawit dalam skala raksasa akan ditokenisasi melalui kerja sama strategis antara PT Pratama Intercipta dan perusahaan teknologi blockchain asal Dubai, Neurixor Primetech FZCO LLC.
Tonggak sejarah ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Dubai, Jumat pekan lalu. Kesepakatan tersebut tidak hanya disaksikan oleh perwakilan diplomatik Indonesia, tetapi juga menandai kesiapan industri nasional memasuki arena investasi digital global.
Dalam tahap awal, proyek ini akan melakukan tokenisasi atas lahan perkebunan seluas 21.000 hektare. Angka tersebut akan diperluas secara bertahap hingga 500.000 hektare dalam lima tahun — menjadikannya proyek tokenisasi aset riil terbesar yang pernah dilakukan di sektor perkebunan dunia.
Melalui skema tokenisasi, aset-aset fisik perkebunan akan direpresentasikan secara digital di blockchain, memungkinkan investor global untuk berpartisipasi dengan cara yang lebih transparan, aman, dan dapat ditelusuri.
Komisaris Utama PT Pratama Intercipta, Steviani Tjandra, menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi momentum penting bagi industri sawit yang selama ini dikenal konservatif.
“Melalui tokenisasi, sektor perkebunan memasuki era baru yang lebih transparan, inklusif, dan terbuka bagi investasi global. Ini adalah lompatan transformasional,” ujarnya.
Dari sisi teknologi, CEO Neurixor Primetech, Bayu Putro Utomo Onodera, memandang kerja sama ini sebagai bukti bahwa blockchain dapat memberikan dampak nyata pada industri tradisional.
“Proyek ini adalah yang terbesar di dunia untuk kategori tokenisasi aset riil dalam sektor perkebunan. Teknologi blockchain menjadi pengungkit modernisasi sekaligus membuka akses investasi global yang terstruktur,” jelas Bayu.
Pemerintah Indonesia menyambut hangat inisiatif ini. Konsul Jenderal RI untuk Dubai dan Emirat Utara, H.E. Denny Lesmana, menilai langkah tersebut sebagai bukti bahwa perusahaan Indonesia kini semakin siap memenuhi standar global.
“Dana investor Timur Tengah sangat besar. Tantangannya bukan minat, tetapi kesiapan pelaku industri kita untuk hadir dengan struktur dan eksekusi bertaraf internasional. Hari ini, PT Pratama Intercipta menunjukkan Indonesia siap berada di level itu,” tegasnya.
Senada dengan itu, Konsul Ekonomi KJRI Dubai, Wicaksono, menilai tokenisasi sebagai terobosan yang mampu memperkuat posisi Indonesia di mata investor internasional.
“Inovasi ini menjadi contoh bagaimana teknologi dapat mendorong daya saing nasional. Kami berharap semakin banyak inisiatif serupa muncul dari Indonesia,” katanya.
Proyek ini menciptakan pertemuan strategis antara kekuatan sektor perkebunan Indonesia dan ekosistem inovasi digital Dubai yang tengah berkembang pesat. Jika berhasil, langkah ini berpotensi membuka babak baru tokenisasi aset riil di pasar komoditas global — menjadikan Indonesia pionir dalam modernisasi industri sawit berbasis teknologi.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *