
sawitsetara.co – JAKARTA – Dalam lanskap industri minyak nabati global, terdapat 17 jenis minyak nabati yang diperdagangkan secara internasional, sebagaimana diatur oleh CODEX Alimentarius Commission. Dari belasan jenis ini, empat di antaranya memegang peran sentral sebagai sumber utama, yaitu kelapa sawit, kedelai, rapeseed, dan bunga matahari.
Dilansir dari laman BPDP, Tungkot Sipayung (2023) dalam bukunya, “Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat,” menyoroti bahwa meskipun luas areal perkebunan sawit secara global lebih kecil dibandingkan tanaman minyak nabati utama lainnya, sawit tetap unggul dalam hal efisiensi lahan dan produktivitas.

Data dari United States Department of Agriculture (USDA) tahun 2023 menunjukkan bahwa total luas areal keempat tanaman minyak nabati utama dunia mencapai 236,3 juta hektare. Kedelai mendominasi dengan 139,7 juta hektare, diikuti rapeseed (41,5 juta hektare), bunga matahari (28,2 juta hektare), dan sawit (26,9 juta hektare).
Luas areal kedelai bahkan lima kali lipat lebih besar dari kelapa sawit, sementara rapeseed hampir 1,5 kali lipat dan bunga matahari sekitar 1,2 kali lipat. Ekspansi areal kedelai juga menjadi yang terbesar pada periode 1980-2021, mencapai 81,5 juta hektare. Peningkatan luas perkebunan sawit hanya mencapai 24 juta hektare, atau sekitar 29% dari tambahan areal kedelai.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) menegaskan bahwa kelapa sawit adalah tanaman paling hemat lahan dalam memproduksi minyak nabati. Untuk menghasilkan satu ton minyak nabati, kelapa sawit hanya membutuhkan 0,26 hektare, jauh lebih kecil dibandingkan kedelai (2 hektare), bunga matahari (1,43 hektare), dan rapeseed (1,25 hektare).

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dalam penelitian tahun 2013 juga menemukan bahwa penggunaan lahan oleh kelapa sawit paling efisien di dunia, hanya membutuhkan 0,23 hektare untuk menghasilkan satu ton minyak sawit. Sementara itu, untuk menghasilkan satu ton minyak rapeseed dan kedelai, dibutuhkan lahan masing-masing seluas 1,45 hektare dan 2,22 hektare.
Berdasarkan produktivitas lahan, sawit menghasilkan 3,36 ton minyak/ha/tahun, jauh melampaui kedelai (0,47 ton minyak/ha/tahun), rapeseed (0,74 ton minyak/ha/tahun), dan bunga matahari (0,78 ton minyak/ha/tahun). Lahan kedelai membutuhkan lebih dari empat kali lipat untuk menyamai hasil minyak dari satu hektare perkebunan sawit.
Pada tahun 2020, dari total volume produksi empat minyak nabati utama dunia yang mencapai 191,4 juta ton, sekitar 84,2 juta ton berasal dari produksi minyak sawit. Sementara itu, produksi minyak kedelai mencapai 60,3 juta ton, minyak rapeseed sebesar 27,6 juta ton, dan minyak biji bunga matahari sebesar 19,3 juta ton.
Meskipun hanya memiliki luas areal sekitar 11%, perkebunan sawit mampu menyumbang sekitar 44% dari total produksi minyak nabati utama global. Kedelai, dengan luas areal sekitar 60%, hanya menghasilkan sekitar 32% dari total produksi. Hal ini membuktikan bahwa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati paling efisien dan hemat lahan, sedangkan kedelai relatif boros lahan.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *