sawitsetara.co – JAKARTA – PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo mengambil langkah strategis dengan menggandeng PT Agrinas Palma Nusantara (Persero). Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi MinyaKita, minyak goreng yang dijual dengan harga terjangkau.
Adapun kolaborasi ini merupakan respons terhadap arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K. Santosa, menjelaskan bahwa sinergi ini akan menjadi kunci dalam percepatan program Minyakita.
“Kami memiliki kapasitas dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung produksi Minyakita. Kolaborasi ini akan mempercepat realisasi target pemerintah dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng masyarakat,” kata Jatmiko pada Sabtu (4/10/2025).
PalmCo, yang dikenal sebagai produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia, kini sedang melakukan transformasi besar-besaran menuju hilirisasi sawit. Perusahaan tidak lagi hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga menargetkan diri sebagai pemain utama industri hilir, mulai dari minyak goreng hingga biodiesel.
“Transformasi ini adalah proses bertahap. Kami menyiapkan PalmCo menjadi pemain utama hilirisasi sawit yang tidak hanya menghasilkan CPO, tetapi juga produk bernilai tambah lainnya,” jelas Jatmiko.
Salah satu andalan PalmCo adalah fasilitas refinery PT Industri Nabati Lestari (INL), anak usaha PalmCo yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatera Utara. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 600 ribu ton per tahun dan sedang dikembangkan untuk menghasilkan berbagai produk turunan sawit.
Jatmiko menekankan pentingnya stabilitas bahan baku. “Ketersediaan bahan baku yang stabil dari PTPN dan tambahan pasokan dari Agrinas menjadi jaminan keberlanjutan produksi Minyakita,” kata dia.
PalmCo menargetkan sinergi dengan Agrinas dapat menopang hingga 30 persen kebutuhan pasar minyak goreng nasional. Jatmiko mengakui tantangan ini besar, namun optimis dapat dicapai dengan kerja sama lintas sektor.
Selain memperluas kapasitas produksi, PalmCo juga fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui program reskilling dan upskilling. Tujuannya adalah agar karyawan siap menghadapi tantangan di sektor hilir dan teknologi pangan.
“Kami ingin PalmCo tidak hanya menjadi bagian dari rantai pasok sawit, tapi juga motor penggerak industri pangan dan energi nasional,” tegas Jatmiko.
PalmCo juga membuka peluang pengembangan produk energi hijau, termasuk mendukung kebijakan mandatori B50 (campuran biodiesel 50 persen), sebagai bagian dari strategi pemerintah mengurangi ketergantungan energi fosil.
Dengan jaringan distribusi yang luas, PalmCo siap memperluas jangkauan produk hingga ke pelosok Indonesia. Jatmiko menutup dengan pernyataan, “Semua langkah ini dilakukan bertahap dan terencana. Kami ingin memastikan PalmCo menjadi simbol hilirisasi sawit yang berdaya saing global sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.”
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *