
sawitsetara.co - INHU - Upaya peningkatan standar keberlanjutan perkebunan kelapa sawit di Riau kembali mencatatkan capaian penting. Asosiasi Petani Sawit Swadaya Indragiri (APSSI) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) resmi dinyatakan lulus sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dengan predikat Zero Non-Conformity (Zero NC) atau tanpa satu pun temuan ketidaksesuaian.
Capaian ini melibatkan 338 petani swadaya dengan total luasan 610 hektar yang tersebar di Kecamatan Rakit Kulim dan Batang Cenaku. Keberhasilan tersebut menjadi bukti bahwa petani sawit skala kecil di daerah mampu memenuhi standar keberlanjutan global.
Direktur APSSI, Yazid Fauzi, menegaskan pencapaian ini merupakan hasil dari proses panjang dan disiplin kolektif para petani. Audit sertifikasi RSPO sendiri dilaksanakan selama empat hari, mulai 16 hingga 20 Agustus 2025, dengan rangkaian evaluasi ketat.
“Proses audit tidak hanya pemeriksaan dokumen, tetapi juga wawancara mendalam dengan petani serta konsultasi publik yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan pemerintah desa. Semua aspek sosial dan lingkungan diuji,” ujar Yazid dikutip dari elaeis.co.
Ia menjelaskan, sebelum memasuki audit resmi, APSSI telah melakukan persiapan selama hampir dua tahun. Mulai dari pendataan dan pemetaan lahan, pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) dan Best Management Practices (BMP) melalui pendekatan sekolah lapang, hingga audit internal terhadap 50 persen petani anggota.
“Kami bersyukur kerja keras tim dan petani membuahkan hasil. Sertifikasi RSPO ini menjadi legitimasi bahwa petani swadaya juga mampu menjalankan perkebunan sawit yang bertanggung jawab,” kata Yazid.
Dukungan pendampingan datang dari Widya Erti Indonesia. Perwakilannya, Sutoyo, menegaskan bahwa sertifikasi bukanlah titik akhir. “RSPO bukan garis finis, melainkan awal perjalanan menuju pencapaian yang lebih besar. Kami berkomitmen terus mendampingi petani agar praktik sawit berkelanjutan benar-benar berjalan di lapangan,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan Pemerintah Provinsi Riau. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Riau, Defris Hatmaja, menyebut keberhasilan APSSI sebagai tonggak penting bagi daya saing sektor sawit daerah.
“Ini memperkuat komitmen Riau menuju perkebunan sawit yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global, terutama bagi petani swadaya,” ungkap Defris.
Tak berhenti pada pengakuan internasional, APSSI memastikan tetap patuh terhadap regulasi nasional. Setelah RSPO, asosiasi menargetkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai bentuk ketaatan terhadap kebijakan dalam negeri.
Melalui sertifikasi berkelanjutan ini, petani berharap memperoleh kepastian akses pasar, ketersediaan bibit unggul, serta dukungan sarana dan prasarana perkebunan yang lebih baik di masa mendatang.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *