KONSULTASI
Logo

Produktivitas Sawit Hadapi Tantangan Serius, Percepatan PSR Jadi Solusi Utama

12 November 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Produktivitas Sawit Hadapi Tantangan Serius, Percepatan PSR Jadi Solusi Utama
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA – Sektor perkebunan sawit nasional menghadapi tantangan serius terkait produktivitas. Rata-rata hasil panen sawit Indonesia saat ini masih di bawah standar, yaitu kurang dari 4 ton per hektare. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena jauh dari potensi optimal yang seharusnya bisa dicapai.

Dilansir dari laman GAPKI, Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Dida Gardera menekankan bahwa percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) adalah solusi utama.

“Produktivitas sawit Indonesia masih bisa ditingkatkan. Saat ini rata-rata masih di bawah empat ton per hektare, sementara perusahaan besar mampu mencapai 10-12 ton per hektare,” ujarnya, seperti dikutip pada Rabu (12/11/2025).

Program PSR diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sawit secara signifikan, terutama di kalangan petani swadaya. Melalui peremajaan tanaman dan penggunaan bibit unggul, produksi sawit diproyeksikan melonjak dalam waktu dekat.

Sawit Setara Default Ad Banner

Dida menambahkan, “Melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), diharapkan produktivitas bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat dalam empat tahun ke depan.”

Data dari Kemenko Perekonomian menunjukkan bahwa luas lahan sawit di Indonesia mencapai sekitar 16,38 juta hektare. Sebanyak 41 persen dari lahan dikelola oleh petani swadaya, yang menjadi fokus utama program PSR. Peningkatan hasil sawit per hektare diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan bahan baku industri hilir.

Selain peningkatan produktivitas, upaya keberlanjutan sawit nasional diperkuat melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang kini wajib bagi seluruh pelaku industri. Dida menjelaskan bahwa efisiensi sawit jauh lebih unggul dibandingkan minyak nabati lain seperti bunga matahari atau rapeseed.

“Sawit adalah komoditas dengan produktivitas lahan terbaik di dunia dan menjadi pilihan paling berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati global,” tegasnya.


Berita Sebelumnya
IEU-CEPA Buka Jalan Ekspor Sawit Indonesia ke Pasar Eropa

IEU-CEPA Buka Jalan Ekspor Sawit Indonesia ke Pasar Eropa

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa Uni Eropa mulai melonggarkan sikapnya terkait larangan impor sejumlah komoditas pertanian, seperti kelapa sawit, kakao, kopi, kedelai, karet, dan kayu yang sebelumnya dinilai memicu deforestasi. Larangan tersebut sempat diatur dalam regulasi Uni Eropa bertajuk European Union Deforestation Regulation (EUDR).

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *