KONSULTASI
Logo

Ratusan Hektar Kebun Sawit Rusak, APKASINDO Minta Perhatian BPDP

29 Desember 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Ratusan Hektar Kebun Sawit Rusak, APKASINDO Minta Perhatian BPDP
HOT NEWS

sawitsetara.co – ACEH TAMIANG – Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang tidak hanya meninggalkan jejak kerusakan fisik, tetapi juga memukul jantung ekonomi masyarakat.

Ratusan hektar kebun kelapa sawit milik warga dilaporkan rusak berat, tertimbun lumpur dan material kayu gelondongan yang terbawa arus deras banjir beberapa waktu lalu.

Kerusakan paling signifikan terjadi pada kebun sawit rakyat yang selama ini menjadi penopang utama kehidupan ekonomi warga. Tanaman sawit yang tertimbun tanah dan lumpur tebal dipastikan tidak dapat diselamatkan, menyebabkan petani kehilangan sumber penghasilan dalam waktu yang tidak singkat.

natal dpp

Ketua Apkasindo Aceh Tamiang, Muhammad Irwan, menyebut dampak banjir kali ini sebagai pukulan berat bagi masyarakat setempat. Terutama bagi petani sawit yang menjadi mayoritas di wilayah tersebut yang menggabungkan hidupnya kepada komoditas ini.

“Benar sekali, banyak tanaman mati semua karena tertimbun tanah. Rata-rata masyarakat di Aceh Tamiang adalah petani kebun, dan kebun sawit menjadi tempat bergantung hidup mereka selama ini,” ujar Irwan, Sabtu (27/12/2025).

Irwan yang juga anggota DPR Kabupaten Aceh Tamiang menjelaskan, wilayah dengan kerusakan paling parah berada di Kecamatan Bandar Pusaka dan Kecamatan Sekerak.

Selain itu, sejumlah kecamatan lain seperti Rantau, Kejuruan Muda, dan Tenggulun turut terdampak banjir bandang yang datang secara mendadak.

Bagi masyarakat setempat, bencana ini berarti lebih dari sekadar kehilangan tanaman. Sawit merupakan sumber pendapatan utama yang menopang kebutuhan rumah tangga, biaya pendidikan, hingga perputaran ekonomi desa.

Rusaknya kebun sawit otomatis menghilangkan penghasilan petani dalam jangka menengah hingga panjang, mengingat sawit membutuhkan waktu lama untuk kembali produktif.

natal dpp

Dalam situasi tersebut, Irwan menekankan pentingnya kehadiran negara melalui langkah konkret dan terukur. Ia berharap pemerintah pusat dan lembaga terkait, khususnya Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), dapat segera turun langsung ke lapangan.

“Harapan kita, pihak BPDP dapat melihat langsung kondisi petani sawit yang sehari-harinya bergantung dari hasil panen. Semoga ada perhatian dan dukungan agar perekonomian petani sawit bisa bangkit kembali,” tambahnya.

Saat ini, masyarakat Aceh Tamiang menanti langkah cepat pemerintah berupa pendataan menyeluruh terhadap kebun yang rusak, penyaluran bantuan darurat, serta program pemulihan ekonomi bagi petani sawit terdampak. Respons yang sigap dinilai krusial agar dampak banjir bandang tidak berlarut-larut dan berubah menjadi krisis sosial-ekonomi di tingkat desa.

Bagi para petani, pemulihan kebun bukan hanya soal menanam ulang sawit, melainkan upaya mempertahankan masa depan keluarga yang kini ikut terkubur bersama lumpur banjir.


Berita Sebelumnya
Produksi Sawit 2026 Diproyeksi Tumbuh 4–5 Persen, Biodiesel Jadi Penopang Utama Permintaan Domestik

Produksi Sawit 2026 Diproyeksi Tumbuh 4–5 Persen, Biodiesel Jadi Penopang Utama Permintaan Domestik

Setelah lonjakan produksi dua digit pada 2025, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan laju pertumbuhan produksi akan melandai pada 2026, namun dengan fondasi yang dinilai lebih berkelanjutan.

27 Desember 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *