KONSULTASI
Logo

Tarif Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Rusia dan Belarus Bakal Bebas Tarif

17 Desember 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Tarif Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Rusia dan Belarus Bakal Bebas Tarif
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA – Dalam waktu dekat, ekspor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) asal Indonesia akan bebas tarif saat memasuki pasar Rusia dan Belarus. Hal ini merupakan hasil dari rencana penandatanganan perjanjian dagang antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).

Indonesia dan EAEU dijadwalkan untuk menandatangani perjanjian Free Trade Agreement (FTA) pada tanggal 20 atau 21 Desember mendatang, atau paling lambat pada kuartal I tahun 2026. Kesepakatan ini akan membuka jalan bagi sejumlah produk Indonesia untuk mendapatkan pembebasan tarif saat memasuki negara-negara anggota EAEU.

Sawit Setara Default Ad Banner

EAEU sendiri merupakan serikat ekonomi internasional yang terdiri dari Kazakhstan, Rusia, Armenia, Belarus, dan Kyrgyzstan.

Beberapa komoditas unggulan Indonesia akan mendapatkan keuntungan besar dari perjanjian ini. Minyak kelapa sawit dan produk turunannya menjadi salah satu yang paling diunggulkan. Selain itu, alas kaki, udang, karet alam, biji kopi mentah, sutra, hingga minyak atsiri juga akan menikmati fasilitas bebas tarif.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkapkan optimismenya terhadap peluang ini. “Itu pasarnya cukup bagus,” ujarnya ketika ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, pada hari Senin, 15 Desember 2025. Pernyataan ini mencerminkan keyakinan pemerintah terhadap potensi peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Rusia dan Belarus.

Sawit Setara Default Ad Banner

Selain pembebasan tarif, terdapat pula sejumlah komoditas yang akan mendapatkan tarif nol persen melalui mekanisme Tariff Rate Quota (TRQ) atau Kuota Tarif. Komoditas tersebut meliputi mentega, lemak dan minyak kakao, bubuk kakao, serta ekstrak, esens, dan konsentrat kopi.

Tidak hanya itu, ada juga komoditas yang akan mengalami eliminasi tarif hingga 0 persen dalam jangka waktu 3-10 tahun. Produk-produk tersebut mencakup tekstil dan produk tekstil, ikan dan produk perikanan, kayu dan produk kayu, furnitur, mesin dan peralatan listrik, produk makanan dan minuman, serta bahan kimia dasar.

Menteri Perdagangan menambahkan, “Jadi sudah banyak yang mendekati nol, banyak berbagai kemudahan.”

Pada tahun 2024, total perdagangan antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia mencapai angka 4,1 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, nilai ekspor Indonesia ke kawasan tersebut mencapai 1,5 miliar dolar AS, meningkat sebesar 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, impor Indonesia dari Uni Ekonomi Eurasia tercatat sebesar 2,4 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.


Berita Sebelumnya
Wanti-Wanti GIMNI: Transformasi ke B50 Harus Hati-Hati, Jangan Sampai Jadi Beban Ekonomi Baru

Wanti-Wanti GIMNI: Transformasi ke B50 Harus Hati-Hati, Jangan Sampai Jadi Beban Ekonomi Baru

Rencana pemerintah untuk meningkatkan campuran biodiesel dari B40 menjadi B50 menuai perhatian serius dari pelaku industri sawit.

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *