KONSULTASI
Logo

Wagub Kalteng Dorong Integrasi Sapi-Sawit untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Swasembada Daging

17 Desember 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Wagub Kalteng Dorong Integrasi Sapi-Sawit untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Swasembada Daging
HOT NEWS

sawitsetara.co - Palangka Raya – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo menegaskan bahwa provinsi ini memiliki potensi besar di sektor perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi. Potensi tersebut, menurutnya, tak boleh dikelola secara terpisah, tapi harus dikembangkan secara terpadu agar memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang optimal.

Salah satu upaya strategis yang terus didorong Pemerintah Provinsi Kalteng adalah penerapan Sistem Integrasi Sapi-Sawit (SISKA), yang dinilai mampu menopang ketahanan pangan, mempercepat swasembada daging, sekaligus mendukung terwujudnya industri sawit yang berkelanjutan.

“Potensi kelapa sawit dan peternakan sapi di Kalimantan Tengah sangat besar. Karena itu, Pemerintah Provinsi fokus mengambil langkah konkret untuk mengintegrasikannya melalui Program Sistem Integrasi Sapi-Sawit,” ujar Edy Pratowo saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Peternakan dan Kesehatan Hewan di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (16/12/2025).

Sawit Setara Default Ad Banner

Dalam kesempatan tersebut, Wagub menjelaskan bahwa Rakortek Peternakan dan Kesehatan Hewan menjadi forum penting untuk menyamakan persepsi dan memperkuat koordinasi lintas sektor. Ia menyebutkan, sedikitnya terdapat tiga program strategis yang dibahas secara mendalam dalam rakortek tersebut.

Ketiga program itu diposisikan sebagai pilar utama dalam memperkuat ketahanan pangan daerah, mendorong tercapainya swasembada daging, serta memastikan keberlanjutan industri sawit di Kalimantan Tengah, yakni Program SISKA, Hilirisasi Peternakan Ayam Terintegrasi, serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).

Menurut Edy, Program SISKA dirancang dengan pendekatan saling menguntungkan antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dan para peternak sapi. Integrasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjaga prinsip keberlanjutan.

“Tujuan ganda dari program ini adalah meningkatkan produktivitas kelapa sawit melalui pemanfaatan pupuk organik dari kotoran sapi, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak melalui usaha pupuk tersebut,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa model ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi kedua sektor.

Sementara itu, terkait program hilirisasi peternakan ayam terintegrasi, Wagub mengungkapkan bahwa pemerintah pusat akan merealisasikan program tersebut sebagai bagian dari upaya peningkatan populasi ayam pedaging dan ayam petelur.

Langkah ini diarahkan untuk mendukung konsep Setiap Pulau Mandiri Protein, sehingga kebutuhan protein hewani masyarakat dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.

“Untuk mendukung hal itu, saya minta para Bupati dan Wali Kota agar mendorong pengembangan budi daya jagung sebagai bahan baku pakan,” tegasnya.

Sawit Setara Default Ad Banner

Ia juga mengimbau para pimpinan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah agar turut berperan aktif dalam mendukung program tersebut, salah satunya dengan menyediakan Bungkil Inti Sawit (BIS) sebagai bahan baku pakan ternak.

“Pemprov Kalimantan Tengah telah membangun pabrik pakan ternak, sehingga hilirisasi industri ayam terintegrasi ini bisa saling mendukung,” tambahnya, menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah daerah.

Lebih lanjut, Wagub menyoroti isu Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang dinilai tidak kalah krusial. Ia menekankan bahwa pengendalian penyakit hewan membutuhkan peran aktif dan kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah hingga pelaku usaha dan masyarakat.

“PHMS berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi besar, angka kesakitan dan kematian yang tinggi, keresahan masyarakat, bahkan dapat menular ke manusia,” katanya.

Untuk wilayah Kalimantan Tengah, Edy menjelaskan bahwa fokus penanganan PHMS saat ini diarahkan pada beberapa penyakit utama, yaitu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Demam Babi Afrika, serta Rabies.

Ia menyatakan optimisme bahwa dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, kalangan akademisi, dan seluruh elemen masyarakat, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan.

“Dengan sinergi yang kuat, saya yakin program-program ini mampu mendukung prioritas nasional, khususnya swasembada pangan dan Makan Bergizi Gratis, demi mewujudkan Kalimantan Tengah yang lebih berkah, maju, dan sejahtera menuju Indonesia Emas,” pungkasnya.


Berita Sebelumnya
HUT ke-25, Petani Sawit: APKASINDO Beri Dampak Besar Bagi Petani Kecil di Daerah-daerah

HUT ke-25, Petani Sawit: APKASINDO Beri Dampak Besar Bagi Petani Kecil di Daerah-daerah

Berdiri sejak 25 tahun lalu, tepatnya pada 28 Oktober 2000, hari ini Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) genap memasuki tahun perak. Salah satu organisasi tani terbesar di Tanah Air ini telah menjadi jembatan antara petani sawit dan pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan petani sawit.

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *