
sawitsetara.co – KUALA LUMPUR – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) bersama perwakilan petani kelapa sawit Malaysia, dan Thailand menggelar press conference bersama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) terkait Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman pada Selasa (4/11/2025).
Konferensi pers yang berlangsung dalam agenda RSPO Annual Roundtable Conference on Sustainable Palm Oil (RT2025) di Kuala Lumpur, Malaysia ini merupakan tindak lanjut penandatanganan MoU soal kolaborasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani sawit dalam mendapatkan sertifikasi keberlanjutan, yang diteken di acara Setaracita Expo 2025 di Balikpapan, Kalimantan Timur pada September lalu.
Adapun dalam agenda ini, APKASINDO diwakili oleh Head of International Relation DPP APKASINDO Dr. (cn) Djono A. Burhan, S.Kom, MMgt (Int. Bus), CC, CL. Pihaknya menyampaikan, sesuai arahan Ketua Umum DPP APKASINDO Dr. Gulat Medali Emas Manurung, MP., C.IMA., C.APO, petani kelapa sawit sekarang harus bergerak untuk menuju lebih berkelanjutan.

“Karena petani kelapa sawitlah yang paling memenuhi tiga unsur dari keberlanjutan lingkungan, yaitu aspek sosial (people), ekologi (planet) dan juga ekonomi (prosperity) alias 3P,” kata Djono dalam keterangannya kepada sawitsetara.co, Rabu (5/11)2025).
Lebih lanjut, Djono memaparkan alasan APKASINDO meneken MoU dengan RSPO. Pertama, APKASINDO merupakan asosiasi petani kelapa sawit terbesar di Indonesia. Kedua, APKASINDO ingin mendorong transformasi pola pikir (mindset) petani sawit menuju keberlanjutan.
“Dan RSPO adalah solusi yang baik untuk mencapai 3P,” tambah Djono.

Menurut APKASINDO, semua prinsip dari RSPO adalah hal yang baik menuju keberlanjutan, terkhusus principle 4-6 yang sangat cocok dengan petani kelapa sawit, yaitu Respect community, provide opportunities for smallholders inclusion, respect workers rights.
“Kami ingin 16 juta petani dan keluarga petani kelapa sawit di seluruh indonesia semakin dipandang sebagai penopang perekonomian indonesia dan sustainable sourcing untuk dunia,” tegas Djono.

Djono mengatakan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP APKASINDO Dr. Rino Afrino. ST. MM, C.APO juga berpesan bahwa petani kelapa sawit harus dilihat sebagai bagian dari solusi untuk menuju pekebunan sawit yang berkelanjutan, termasuk di antaranya kemitraan strategis antara petani dan juga perusahaan.
“Sehingga tercipta ekosistem hulu kelapa sawit yang saling membantu, saling menaikkan sehingga kemitraan strategis dapat dijalankan demi cita-cita sawit yang berkelanjutan,” katanya.
APKASINDO juga memberikan pandangan terkait regulasi The European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR) atau aturan keberlanjutan dari Uni Eropa yang menekankan larangan impor minyak sawit dari deforestasi.
Djono mengatakan APKASINDO mendukung keberlanjutan, tapi yang inklusif dan memperhatikan wellbeings dari petani kelapa sawit di seluruh Indonesia sebagai tulang punggung perekonomian. Keberlanjutan, kata dia, harus memberikan dukungan compliance bagi petani sebagai upaya merangkul untuk mencapai tujuan keberlanjutan dunia.
“Sekaligus untuk membuktikan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap petani kelapa sawit” tambah Djono.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *