
sawitsetara.co – JAKARTA – Sektor perkebunan Indonesia kini memasuki babak baru. Pada 2023, ekspor sawit melampaui USD30 miliar (sekitar Rp.474 triliun), angka yang menegaskan bahwa perkebunan masih menjadi lokomotif devisa nasional. Komoditas strategis seperti karet, kopi, kakao, dan teh juga terus menjadi andalan dan menembus pasar internasional.
“Namun angka besar itu menyimpan paradoks. Petani kecil yang menyumbang porsi terbesar produksi justru masih menerima pendapatan paling kecil dalam rantai nilai. Struktur pasar domestik dikuasai segelintir pemain besar,” ungkap Kuntoro Boga Andri, Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian, kepada, sawitsetara.co, Kamis (25/12/2025).
Meski begitu, Kuntoro mengakui, koperasi belum sepenuhnya kuat, akses pembiayaan masih terbatas, dan inovasi teknologi belum merata. Indonesia menghadapi situasi yang mirip dengan awal 1950-an, dimana sektor perkebunan kuat, namun pondasi sosial-ekonominya rapuh jika petani tetap ditinggalkan. Spirit nasionalisasi dewasa ini tidak lagi relevan dalam wujud pengambilalihan aset secara langsung. Namun, nilai-nilai yang melandasinya, yakni kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya, keberpihakan terhadap produsen kecil, serta distribusi manfaat yang adil dan merata semakin krusial.
Sejarah panjang sektor perkebunan Indonesia merupakan mozaik perjuangan kolektif yang merefleksikan aspirasi nasional dari proses nasionalisasi yang penuh determinasi, kebijakan reforma agraria yang mengedepankan keadilan sosial, hingga kemitraan internasional yang menopang modernisasi pertanian. Semua itu menunjukkan bahwa kebun bukan semata entitas ekonomi, melainkan juga arena perjuangan politik dan sosial.
“Di tengah tantangan kontemporer seperti perubahan iklim, ketimpangan struktural, dan tuntutan keberlanjutan, negara tidak boleh alpa terhadap aktor utama pembangunan agrarian, yaitu petani kecil. Dimana negara mampu melindungi, memberdayakan, dan memuliakan mereka,” pungkas Kuntoro.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *