sawitsetara.co – JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya hilirisasi sektor perkebunan sebagai strategi mendorong pertumbuhan ekspor, meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja baru. Termasuk diantaranya hilirisasi kelapa sawit, kakao, kopi, tebeu dan lainnya.
Hilirisasi sawit adalah upaya pemerintah Indonesia untuk mengolah kelapa sawit menjadi produk turunan yang lebih bernilai tambah, seperti produk oleokimia, bioenergi (biodiesel), oleopangan (minyak goreng, margarin), dan biomassa, untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, meningkatkan pendapatan petani dan negara, serta memperkuat ekonomi nasional.
Mentan Amran menekankan selama ini Indonesia cenderung mengekspor komoditas mentah yang kemudian diolah negara lain sehingga menghasilkan nilai tambah berlipat. Menurutnya, kini saatnya Indonesia memimpin hilirisasi komoditas sendiri.
"Kita dorong hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah ekspor. Selama ini, kita ekspor komoditas dan diolah negara lain, lalu mereka mengekspor dengan nilai puluhan kali lipat. Kini saatnya Indonesia memimpin hilirisasi komoditasnya sendiri,” kata Mentan Amran di Jakarta.
Pemerintah telah menyiapkan skema investasi sebesar Rp371,6 triliun untuk memperkuat program hilirisasi pertanian, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Kebutuhan anggaran besar itu akan dipenuhi melalui kombinasi pembiayaan dari kredit usaha rakyat untuk petani, badan usaha milik negara, serta keterlibatan sektor swasta dalam skema pembiayaan bersama.
Rincian investasi Rp371,6 triliun tersebut terdiri dari dana KUR Rp189,462 triliun atau 51 persen, swasta Rp92,966 triliun atau 25 persen, serta BUMN Rp89,172 triliun atau 24 persen.
Adapun sejumlah komoditas perkebunan yang akan dihilirisasi oleh Kementerian Pertanian antara lain kelapa dalam, kakao, mete, kopi, tebu, kelapa sawit, lada/pala, dan ubi kayu.
Sektor pertanian terus menunjukkan kinerja positif. Tidak hanya produksi, ekspor komoditas pertanian juga menunjukkan pertumbuhan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh signifikan sebesar 38,25 persen pada Januari-Agustus 2025 dengan nilai sebesar USD4,57 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD3,30 miliar.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melaporkan bahwa nilai ekspor produk sawit Indonesia pada tahun 2024 mencapai Rp 440 triliun
Jika dibandingkan bulan Agustus tahun sebelumnya, nilai ekspor sektor pertanian mengalami kenaikan. Pada Agustus 2025, nilai ekspor sektor pertanian mencapai USD0,6 miliar, naik sebesar 10,98% dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar USD0,54 miliar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *