
sawitsetara.co - JAKARTA –Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) kembali menggelar forum strategis tahunan yang menjadi barometer arah kebijakan dan prospek industri kelapa sawit nasional maupun global: konferensi sawit yang dihadiri pemerintah, para pakar internasional maupun pegiat industri sawit. The 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook (IPOC 2025) ini akan berlangsung pada 12–14 November 2025 di Bali International Convention Center, The Westin Resort Nusa Dua, Bali, dengan tema “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade.”
Tema tersebut mencerminkan komitmen industri sawit Indonesia untuk memperkuat tata kelola, menjaga daya saing di tengah dinamika perdagangan dunia serta menyikapi perkembangan global mengenai kontribusi industri sawit dalam kebijakan bauran energi atau biofuel.
Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan pasokan minyak nabati global. Industri ini terus beradaptasi terhadap perubahan kebijakan, tantangan lingkungan, serta transformasi energi hijau yang tengah berkembang pesat di berbagai negara. Dalam konteks ekonomi nasional, sektor sawit juga menjadi pilar penting yang menopang ekspor nonmigas dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi jutaan masyarakat di wilayah perkebunan.

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono menyampaikan bahwa penyelenggaraan IPOC 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Forum ini diharapkan mampu menghasilkan gagasan strategis dan kebijakan adaptif yang memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
“IPOC merupakan forum strategis untuk membahas arah industri kelapa sawit ke depan, khususnya upaya-upaya yang dapat dilakukan para pelaku industri sawit dalam mendorong produktivitas di tengah beragam peluang dan tantangan domestik maupun global,” ujar Eddy.
IPOC 2025 akan menghadirkan pembicara nasional dan internasional terkemuka di bidang minyak nabati dan kebijakan perdagangan global. Thomas Mielke, Executive Director Oil World, akan menyampaikan analisis mengenai proyeksi harga dan tren pasar minyak nabati dunia. Julian McGill, pendiri Glenauk Economics, akan memberikan pandangan tentang dinamika makroekonomi yang mempengaruhi sektor komoditas. Lalu juga ada Ryan Chen dari Cargill.

Investments, China yang akan memaparkan outlook ekonomi China dan prospek bagi industri sawit, serta Satia Varqa dari FastMarkets yang akan mengulas respon strategis dalam menghadapi tantangan pasar global.
Tentu saja, seperti gelaran IPOC tahun-tahun sebelumnya, IPOC kali ini pun kembali menghadirkan pembicara dan analis minyak nabati senior terkemuka dunia yang akan menguak prospek harga tahun mendatang yaitu Dorab Mistry (Godrej International Ltd.).
Selain itu, Pietro Paganini, pakar komunikasi dan kebijakan publik internasional, akan membahas strategi industri dalam menjawab isu keberlanjutan dan regulasi global. Eddy Abdurrachman dan Andri Hadi akan menyoroti arah kebijakan serta diplomasi sawit Indonesia di tingkat internasional. Sementara itu, Dr. M. Fadhil Hasan dan Oscar Tjakra akan memberikan analisis mendalam mengenai rantai pasok, kebijakan energi, serta prospek investasi jangka panjang di sektor minyak nabati.




Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *