KONSULTASI
Logo

Paguyuban Batik Sawit Pertama di Indonesia, Bukti Inovasi Batik Ramah Lingkungan

6 November 2025
AuthorDwi Fatimah
EditorDwi Fatimah
Paguyuban Batik Sawit Pertama di Indonesia, Bukti Inovasi Batik Ramah Lingkungan
HOT NEWS

sawitsetara.co - YOGYAKARTA - Sejarah baru tercipta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kota yang dikenal sebagai pusat batik dunia itu kini melahirkan inovasi baru dengan resmi berdirinya Paguyuban Batik Sawit, komunitas pertama di Indonesia yang fokus pada pengembangan batik ramah lingkungan berbasis produk turunan kelapa sawit.

Paguyuban ini resmi dikukuhkan dalam Workshop Smart Batik yang digelar pada Rabu (5/11/2025), dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Nomor 3448 Tahun 2025, tertanggal 29 Oktober 2025.

Paguyuban Batik Sawit dipimpin oleh Miftahudin Nur Ihsan sebagai Ketua Umum, dengan dukungan Dewan Pembina yang terdiri dari GKBRAA Pakualam, Ketua Harian Dekranasda DIY Robby Kusumaharta, Wakil Ketua Umum Kadin DIY, Kepala BBSPJIKB, Kepala Disperindag DIY, Kepala Balai Diklat Industri Yogyakarta, serta Ketua Umum Rumah Kreatif Perkebunan Indonesia.

Sawit Setara Default Ad Banner

Sedikitnya 55 anggota resmi tercatat sebagai bagian dari paguyuban ini. “Resminya Paguyuban Batik Sawit adalah bukti nyata dukungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap penumbuhan dan pengembangan industri batik sawit di DIY,” ujar Miftahudin Nur Ihsan dikutip dari elaeis.co, Kamis (6/11/2025).

Batik Sawit merupakan hasil inovasi yang memadukan tradisi dan teknologi hijau. Produk ini menggunakan malam batik hasil daur ulang yang dicampur dengan turunan minyak kelapa sawit, menciptakan batik yang lebih ramah lingkungan tanpa mengurangi keindahan dan karakter khasnya.

Inovasi ini mulai dikembangkan sejak akhir 2023 oleh Miftahudin bersama Dinar Indah Lufita Sari melalui CV Smart Batik Indonesia (Smart Batik). Dalam waktu dua tahun, karya mereka menarik perhatian dunia.

“Selama dua tahun kita kembangkan, Batik Sawit terus menunjukkan tren positif. Tahun 2024, kami diundang ke Suzhou, China, untuk menampilkan karya kami dalam ajang Innovation Festival,” terang Miftahudin.

Sawit Setara Default Ad Banner

Tak hanya itu, inovasi ini juga telah diperkenalkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dalam ajang APKASI 2025, serta berhasil menorehkan prestasi nasional dengan meraih Indonesia Halal Industry Awards 2025 dari Kementerian Perindustrian RI untuk kategori Industri Tekstil dan Apparel Terbaik.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati, menyambut baik terbentuknya paguyuban ini. Menurutnya, kehadiran Paguyuban Batik Sawit akan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia yang tak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memimpin inovasi berkelanjutan.

“Paguyuban Batik Sawit ini dapat menjadi wadah sinergi antara pelaku industri, akademisi, dan pemerintah untuk mengembangkan inovasi batik. Harapannya, Yogyakarta semakin dikenal sebagai pusat inovasi batik ramah lingkungan,” ungkap Yuna.

Dengan lahirnya Paguyuban Batik Sawit, Yogyakarta bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga menapaki masa depan batik yang berkelanjutan — dari bumi sawit, lahir karya untuk dunia.


Berita Sebelumnya
Pemerintah Optimis Targetkan Produksi Sawit Nasional Capai 92 Juta Ton Pada 2045

Pemerintah Optimis Targetkan Produksi Sawit Nasional Capai 92 Juta Ton Pada 2045

Pemerintah optimis menargetkan produksi sawit nasional mencapai 92 juta ton pada 2045 mendatang. Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 16,38 juta hektare lahan sawit.

5 November 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *