KONSULTASI
Logo

Lahan Gambut Tak Boleh Sembarang Dijadikan Kebun Sawit, Bagaimana Agar Tetap Berkelanjutan?

17 November 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Lahan Gambut Tak Boleh Sembarang Dijadikan Kebun Sawit, Bagaimana Agar Tetap Berkelanjutan?
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA – Perkebunan kelapa sawit di lahan gambut tropis seringkali menjadi pusat perdebatan. Namun, sebuah pandangan baru muncul, menyoroti potensi manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dari perkebunan sawit yang dikelola secara berkelanjutan.


“Ketika ketiga fungsi tersebut dapat terpenuhi, kelapa sawit justru berjasa karena berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs),” kata Kepala Balai Perakitan dan Pengujian Agroklimat dan Hidrologi Pertanian, Dr. Rima Purnamayani, SP, Msi.


Perkebunan kelapa sawit terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian. Sektor ini berkontribusi pada devisa negara, pembangunan daerah, dan peningkatan kesejahteraan petani hingga mencapai tingkat pendapatan menengah.

Sawit Setara Default Ad Banner

Bahkan, selama pandemi COVID-19, sektor pertanian, yang ditopang oleh produksi sawit, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain itu, secara sosial, perkebunan kelapa sawit membantu pembangunan pedesaan, mengurangi kemiskinan, mendorong pemerataan ekonomi, dan mengatasi ketimpangan pendapatan.


Doktor Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dari IPB University ini mengatakan Aspek lingkungan dari perkebunan kelapa sawit seringkali luput dari perhatian. Padahal, ketika dikelola dengan baik, perkebunan sawit justru berperan dalam pembangunan berkelanjutan.


“Kelapa sawit menyerap karbondioksida (CO₂), menghasilkan oksigen (O₂), lalu menyimpan karbon (C) dalam bentuk biomassa lahan berupa akar, batang, buah, dan daun,” kata dia.


Kecepatan sawit dalam menyimpan karbon melalui akumulasi biomassa hampir tidak tertandingi oleh tanaman lain, sehingga turut serta dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

Penelitian selama dua tahun (2020-2022) membuktikan bahwa pengelolaan sawit secara berkelanjutan bukanlah mimpi. Namun, ada prasyarat yang harus dipenuhi, seperti teknis pengelolaan air pada perkebunan di lahan gambut. Hal ini membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang bertanggung jawab pada aspek operasional, manajemen, hingga sosial.


Keunikan Lahan Gambut dan Pengelolaan Air


Perkebunan kelapa sawit di lahan gambut memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari perkebunan di lahan kering. Pengaturan air di lahan gambut tidak hanya bergantung pada pengelolaan di kebun, tetapi juga lingkungan di luar kebun yang termasuk dalam kesatuan hidrologis gambut.


Dukungan lingkungan sosial, terutama masyarakat sekitar perkebunan, menjadi faktor penentu keberhasilan pengelolaan air. Sinergi antara pihak kebun (internal) dan masyarakat (eksternal) dalam pengelolaan air skala luas adalah kunci untuk melaksanakan rekomendasi pengelolaan air di lahan gambut secara berkelanjutan.


“Seringkali berbagai teori ilmiah untuk mengelola kebun kelapa sawit di lahan gambut secara berkelanjutan, justru gagal karena dukungan masyarakat di sekitar kebun minim,” ungkap Dr. Rima.


Sawit Setara Default Ad Banner

Pengelolaan air yang efektif merupakan faktor krusial dalam keberhasilan operasional kebun kelapa sawit yang berlokasi di lahan gambut. Indikator hidrologi utama yang perlu dipantau secara cermat adalah fluktuasi kedalaman muka air tanah, karena hal ini mencerminkan keseimbangan air secara keseluruhan di suatu area. Pengelolaan air yang tepat memastikan tanaman tumbuh optimal tanpa merusak lingkungan.


Disertasi doktoral yang dipresentasikan pada 5 Mei 2025 di Bogor oleh Dr. Rima menyoroti bahwa produktivitas kelapa sawit dapat menurun jika muka air tanah terlalu dangkal, yaitu kurang dari 67 cm. Namun, produktivitas akan meningkat seiring dengan penurunan muka air tanah hingga mencapai batas optimal, yaitu 101 cm.


“Regulasi pemerintah yang mewajibkan perkebunan menjaga muka air tanah pada kedalaman 40 cm berpotensi menghambat produktivitas kelapa sawit yang optimal,” kata Dr. Rima.



Berdasarkan simulasi perhitungan di perkebunan kelapa sawit swasta di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dengan tingkat kematangan gambut saprik dan hemik, kedalaman muka air yang ideal adalah ≤ 50 cm. Pada kedalaman ini, kelembapan tanah dapat dipertahankan ≥ 0,6 (m3/m3), sehingga risiko kebakaran dapat diminimalkan dan produktivitas sawit tetap menguntungkan secara ekonomis.


“Dengan menggunakan metode Multi-Dimensional Scaling (MDS), status keberlanjutan kebun mencapai nilai 84,17,” tambahnya.


Sawit Setara Default Ad Banner

Strategi Optimalisasi Pengelolaan Air


Beberapa strategi optimalisasi pengelolaan air yang direkomendasikan adalah:


1. Pemasangan Bangunan Bendung/Weir: Memasang bendungan di setiap titik saluran keluar untuk menjaga muka air tanah.

2. Penerapan Teknik Pemblokiran Kanal: Menerapkan teknik pemblokiran kanal dan penanaman vegetasi penutup untuk mengurangi risiko kebakaran.

3. Implementasi Sistem Peringatan Dini: Mengimplementasikan sistem peringatan dini berbasis pemantauan kelembapan tanah dan muka air tanah secara real-time untuk mendeteksi tanda-tanda awal kekeringan.


Rekomendasi tersebut harus diintegrasikan dengan aktivitas sosial, termasuk edukasi dan penyuluhan pengelolaan air, kemitraan antara perkebunan swasta dan petani, penyusunan panduan praktik pengelolaan lahan gambut berkelanjutan, dan penerapan regulasi terkait.


Dengan dukungan masyarakat, prinsip teknologi dan inovasi hasil riset dapat diterapkan secara efektif, sehingga perkebunan kelapa sawit di lahan gambut dapat berkontribusi pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Tags:

Lahan SawitLahan GambutKeberlanjutan

Berita Sebelumnya
 Ratusan Peserta Ramaikan Sawit Fun Runner 2025

Ratusan Peserta Ramaikan Sawit Fun Runner 2025

Dalam rangka memperingati Hari Sawit Nasional 2025, Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI) sukses menyelenggarakan Sawit Fun Runner 2025 yang berlangsung meriah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

16 November 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *