KONSULTASI
Logo

Ditengah Menuju B50, Harga TBS Papua Selatan Merosot Tajam

17 November 2025
AuthorIbnu
EditorIbnu
Ditengah Menuju B50, Harga TBS Papua Selatan Merosot Tajam
HOT NEWS

sawitsetera.co - MERAUKE – Ditengah-tengah pemerintah mendorong program biodiesel 50% berbahan kelapa sawit, tapi harga tandan buah segar (TBS) dibeberapa Provinsi justru merosot tajam. Salah satunya di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

“Jadi harga TBS di tempat saya justru turun tajam sekali dari bulan lalu. Di Bulan Oktober harga bisa mencapai Rp2600/kilogram (kg). tapi di Bulan November ini justri hanya Rp1.300/kg. Harganya turun sekali,” keluh Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Papua Selatan, Makarius Meki Tama kepada sawitsetara.co, Senin (17/11/2025).


Sawit Setara Default Ad Banner

Lebih lanjut, Makarius juga mengeluhkan tingginya harga pupuk ditengah-tengah merosotnya harga TBS ditingkat petani. “Jadi sudah harga TBS turun, tapi harga pupuk naik, karena kita petani sawit membeli dengan harga normal bukan subsidi,” ungkap Makarius.

Makarius juga menyayangkan dengan kebijakan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dimana petani tanaman pangan seperti padi dan jagung mendapatkan pupuk subsidi untuk meringankan beban petani. Sementara itu petani perkebunan kelapa sawit tidak mendapatkan pupuk subsidi. Kendati keduanya dibawah naungan Kementan.

“Saya bingung kenapa petani padi mendapatkan subsidi pupuk, sementara kita petani perkebunan sawit tidak. Padahal kita sama-sama petani, tapi kenapa kita seolah-olah menjadi anak tiri?,” kata Makarius.


Sawit Setara Default Ad Banner

Padahal, lanjut Makarius, petani sawit memberikan kontribusi yang cukup tinggi kepada negara dan daerah.

Seperti diketahui, pendapatan negara dari sawit pada tahun 2024 mencapai sekitar sekitar Rp 440 triliun dari sektor ekspor, dengan penerimaan pungutan ekspor sebesar Rp 25,76 triliun. Selain itu, sektor ini juga berkontribusi sebesar Rp 88,7 triliun kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dari angka tersebut peran petani tidaklah kecil. Sebab dari total luas Perkebunan kelapa sawit sekitar 17 juta hektar, yang dimiliki oleh petani sekitar 6,7 juta hektar. “Artinya petani ikut berkontribusi terhadap pendapatan negara. Tapi mengapa kita petani sawit kurang diperhatikan, tidak seperti petani tanaman pangan. Padahal tanaman pangan dan tanaman perkebunan keduanya dibawah Kementan,“ ungkap Makarius.


Sawit Setara Default Ad Banner

Lebih lanjut, terkait dengan hilirisasi, Makarius ikut mendukung, dengan catatan jangan lupakan hulunisasi. Artinya perhatikanlah juga hulunisasi, jangan hanya hilirisasi. Sebab hilirisasi bisa berjalan jika hulunisasi berjalan karena bahan baku hilirisasi dari sektor hulu dalam hal ini petani.

“Jangan lupakan petani sebagai pemsok hilirisasi. Perhatikanlah juga kita petani disektor hulu,” pungkas Makarius.


Tags:

APKASINDOBerita Sawit

Berita Sebelumnya
 Ratusan Peserta Ramaikan Sawit Fun Runner 2025

Ratusan Peserta Ramaikan Sawit Fun Runner 2025

Dalam rangka memperingati Hari Sawit Nasional 2025, Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI) sukses menyelenggarakan Sawit Fun Runner 2025 yang berlangsung meriah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

16 November 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *