KONSULTASI
Logo

Indonesia Perlu Tawar-Menawar Lebih Kuat untuk Tarif Sawit ke AS jadi 0 Persen Seperti Malaysia

31 Oktober 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Indonesia Perlu Tawar-Menawar Lebih Kuat untuk Tarif Sawit ke AS jadi 0 Persen Seperti Malaysia
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, menekankan pentingnya Indonesia meningkatkan daya tawar agar Amerika Serikat (AS) bersedia menurunkan tarif impor minyak sawit hingga 0 persen, seperti yang telah disepakati AS dengan Malaysia.

“Kalau melihat soal sawit, Malaysia bisa 0 persen, (maka) Indonesia harus menggunakan daya tawar lebih,” ujar Bhima saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Sebab, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2024, volume ekspor minyak sawit ke AS mencapai 1,39 juta ton. Merujuk angka tersebut, AS menempati posisi keempat sebagai tujuan ekspor sawit terbesar, setelah India, Pakistan, dan Tiongkok.

Di sisi lain, Bhima menilai bahwa pasar ekspor sawit ke AS masih relatif kecil. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Indonesia lebih fokus pada negosiasi tarif resiprokal untuk produk ekspor unggulan lainnya, seperti pakaian jadi dan alas kaki.

Sawit Setara Default Ad Banner

“Indonesia harus mendorong lebih ke arah negosiasi pengurangan tarif signifikan untuk pakaian jadi dan alas kaki, karena dua itulah yang porsi ekspor Amerika Serikatnya di atas 60 persen,” jelas Bhima.

Selain itu, Indonesia dapat memanfaatkan posisinya sebagai negara penting di Asia Tenggara, termasuk sebagai pasar yang besar untuk produk AS, penggerak ekonomi regional, dan sumber daya manusia yang melimpah.

Sementara itu, Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, sependapat bahwa Indonesia memerlukan pendekatan khusus dengan AS untuk mencapai tarif 0 persen untuk sawit, seperti yang berhasil dicapai Malaysia.

“Perlu special deal dengan Amerika, ini tidak mudah karena dari hasil negosiasi tarif resiprokal kemarin kita sudah terlanjur menawarkan banyak hal untuk diberikan kepada Amerika,” kata Faisal.

Sawit Setara Default Ad Banner

Faisal menambahkan, “Nah, dengan begitu memang perlu dicari cara, kira-kira apa yang bisa ditawarkan oleh Indonesia kalau misalkan mau sawit diberi (tarif) 0 persen.”

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Selasa (30/9) menyatakan bahwa pemerintah masih bernegosiasi terkait keputusan final tarif impor dari Presiden AS Donald Trump. Dalam perundingan tersebut, Indonesia menargetkan agar komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, dan kakao, bebas dari tarif impor 19 persen yang diberlakukan AS.


Berita Sebelumnya
Di Industri Agro, Sawit Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Di Industri Agro, Sawit Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui kontribusi besarnya, selama ini industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, dan mampu berdaya saing di kancah global.

30 Oktober 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *