sawitsetara.co – JAKARTA – Jumlah total petani pengguna lahan di Indonesia menurut hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) adalah 27.802.434 orang, sedangkan jumlah petani gurem sekitar 17.251.432 orang. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2023 mencapai Jumlah penduduk Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada pertengahan 2023 mencapai 278,7 juta jiwa. Artinya tidak sedikit penduduk di Indonesia sebagai petani, termasuk petani kelapa sawit.
Melihat tingginya jumlah petani di Indonesia Prof. Dr. Bungaran Saragih, M.Ec menghimbau kepada seluruh petani untuk begabung kedalam koperasi tani. “Jadi kalau petani ingin memperbaiki nasib maka berkoperasilah,” ungkap Prof. Bungaran kepada sawitsetara.co.
Lebih lanjut, Prof. Bungaran menjelaskan dengan berkoperasi maka posisi tawar petani akan lebih kuat. Mereka bisa bernegoisisai dengan perusahaan atau bahkan bisa menciptakan hilirisasi.
Prof. Bungaran melihat industri kelapa sawit Indonesia sudah semakin terkoordinasi dan terpetakan sehingga pengembangan antara hulu ke hilir semakin jelas. Karena itulah posisi petani harus diperkuat petani melalui kelembagaan khususnya dalam bentuk koperasi. Melalui kelembagaan inilah yakni koperasi. Melalui integrasi yang semakin kuat antara koperasi dan korporasi, maka perekonomian level mikro, menengah dan besar di industri sawit bisa semakin berkembang.
“Jadi denganberkoperasinya petani maka itu adalah win-win solution,” tegas Prof. Bungaran .
Sebelumnya Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pun menyatakan, bahwa konsep koperasi adalah bentuk nyata gotong royong ekonomi. Ia menganalogikan koperasi seperti kumpulan lidi.
Arinya jika petani dikumpulkan maka akan menjadi kuat. Petani dikumpulkan melalui badan usaha dalam hal ini koperasi.
“Satu lidi lemah, tidak kuat. Tapi kalau puluha lidi, atau bahkan ratusan dijadikan satu, ini adalah alat yang bisa membantu kita,” ungkap Presiden Prabowo.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *