KONSULTASI
Logo

Sawit Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi Di Pedesaan

7 Oktober 2025
AuthorIbnu
EditorIbnu
Sawit Ciptakan Pertumbuhan Ekonomi Di Pedesaan
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA - Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan, industri sawit berhasil menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pedesaan.

“Sekarang ini daerah-daerah sawit merasakan bagaimana makna daripada kehadiran sawit itu. Jadi, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah terjadi di sana,” kata Tungkot di Jakarta.

Tungkot menambahkan, dampak industri sawit bahkan dirasakan hingga Pulau Jawa yang turut terdorong oleh geliat ekonomi dari sentra-sentra sawit di Sumatera dan Kalimantan.


Lomba Cipta Mars  HUT Apkasindo

Data PASPI mencatat, saat ini terdapat 238 kabupaten di 25 provinsi yang menjadi sentra sawit nasional. Wilayah-wilayah inilah yang berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di pedesaan.

Dari sektor ini, tercipta 16,5 juta lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung, dengan 2,6 juta di antaranya merupakan petani sawit.

“Ada dari teman-teman dari Bank Indonesia (BI) mengatakan ternyata ekonomi Jawa juga sudah ditarik oleh lokomotif sawit yang ada di Pulau Sumatera maupun di Kalimantan,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan kuatnya daya dorong ekonomi sawit terhadap wilayah lain di luar sentra produksi. “Silakan para peneliti ekonomi membuktikan itu benar atau tidak. Tapi menurut mereka (BI) begitu,” terang Tungkot.


Lomba Cipta Mars  HUT Apkasindo

Tungkot juga menyoroti besarnya kontribusi ekspor sawit terhadap neraca perdagangan Indonesia. Bahkan, menurutnya, tanpa ekspor sawit dan program mandatori biodiesel, neraca perdagangan nasional berpotensi defisit.

Berdasarkan data PASPI, kontribusi sawit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga signifikan, mencapai 4,68 persen atau setara dengan Rp 887,9 triliun pada 2025.

Secara makro, sawit terbukti menjadi penopang utama neraca perdagangan Indonesia. Pada 2024, ekspor sawit dan program mandatori biodiesel menghasilkan devisa hingga USD 51,6 miliar.

“Kalau tidak ada ekspor sawit dan tidak ada program mandatori biodiesel, maka neraca perdagangan Indonesia akan selalu negatif,” ujar Tungkot.

Lebih jauh, PASPI menunjukkan, sawit turut berperan dalam menekan angka kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja di pedesaan. Wilayah sentra sawit tercatat memiliki tingkat kemiskinan lebih rendah dan penurunannya lebih cepat dibandingkan daerah non-sentra sawit.



Berita Sebelumnya
Kutai Timur Berupaya Wujudkan Listrik Merata dengan Energi Terbarukan Berbasis Sawit

Kutai Timur Berupaya Wujudkan Listrik Merata dengan Energi Terbarukan Berbasis Sawit

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berupaya meratakan jaringan listrik seluruh wilayahnya dengan energi terbarukan

6 Oktober 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *