KONSULTASI
Logo

Dari Limbah Jadi Manfaat, KUD di OKI Inovasi Pupuk Organik Sawit

22 Desember 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Dari Limbah Jadi Manfaat, KUD di OKI Inovasi Pupuk Organik Sawit
HOT NEWS

sawitsetara.co - MESUJI RAYA - Di tengah upaya petani sawit menekan biaya produksi, Koperasi Unit Desa (KUD) Bina Sejahtera di Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, memilih jalan inovasi berbasis kemandirian. Koperasi ini mengembangkan pupuk organik dari limbah sawit dan ternak sebagai bagian dari strategi efisiensi sekaligus pengelolaan lingkungan di tingkat desa.

Inisiatif tersebut dijalankan langsung di Kebun KUD Bina Sejahtera, Desa Kerta Mukti, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang selama ini dianggap limbah. Melalui pengolahan terpadu, koperasi mampu menekan biaya produksi kebun sawit hingga 50 persen, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

natal dpp

Kepala KUD Bina Sejahtera, H. Azhar, menjelaskan bahwa seluruh bahan baku pupuk berasal dari sumber yang tersedia di sekitar kebun dan permukiman warga. Limbah sawit dari pabrik hingga kotoran ternak dikumpulkan dan diolah melalui proses fermentasi terkontrol.

“Bahan bakunya berasal dari tandan kosong, solid, limbah cair pabrik sawit, serta kotoran ternak yang difermentasi selama tujuh hari menggunakan QRR dan dolomit,” ujar H. Azhar, dikutip dari laman Pemkab OKI, Senin (22/12/2025).

Pupuk organik yang dihasilkan kini menjadi salah satu unit usaha mandiri di bawah naungan koperasi. Produk tersebut digunakan langsung di kebun sawit anggota untuk mempercepat masa panen dan meningkatkan ukuran tandan buah segar (TBS), sehingga produktivitas kebun dapat dijaga tanpa lonjakan biaya.

Lebih dari sekadar efisiensi kebun, program ini juga menciptakan perputaran ekonomi di tingkat lokal. KUD Bina Sejahtera melibatkan masyarakat sekitar dengan membeli bahan baku pupuk dari warga yang memiliki ternak, sehingga limbah rumah tangga dan peternakan memiliki nilai tambah.

natal dpp

Ketua KUD Bina Sejahtera menambahkan bahwa koperasi secara aktif menyiapkan mekanisme pengadaan bahan baku agar produksi pupuk dapat berlangsung berkelanjutan. Warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari rantai pasok inovasi desa.

“Masyarakat yang memiliki ternak kami beli kotorannya Rp10.000 per karung. Bahkan air leri atau air cucian beras juga bernilai ekonomis sebagai bahan pupuk cair,” ujarnya.

Proses produksi pupuk dilakukan secara mandiri dengan sistem fermentasi menggunakan QRR dan dolomit. Metode ini memungkinkan pupuk langsung diaplikasikan ke kebun sawit rakyat tanpa proses tambahan yang rumit, sehingga praktis digunakan oleh petani anggota koperasi.

Pengembangan pupuk organik berbasis limbah ini diharapkan menjadi contoh efisiensi produksi di perkebunan sawit rakyat. Selain menekan biaya, pendekatan ini juga membuka peluang ekonomi baru dari pengolahan limbah yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.

Di luar unit pupuk, KUD Bina Sejahtera tetap mengelola kebun sawit secara terukur dan berkelanjutan. Koperasi juga mengikuti standar peremajaan sawit rakyat (PSR) untuk memastikan produktivitas tanaman tetap optimal dalam jangka panjang.

Dengan hadirnya unit pengolahan pupuk organik, KUD Bina Sejahtera kini berkembang menjadi pusat inovasi lokal. Pemanfaatan limbah sawit dan ternak secara terintegrasi ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi petani dan koperasi lain di Kabupaten OKI dalam mengelola sumber daya secara efisien dan berkelanjutan.


Berita Sebelumnya
Di Tengah Isu Lingkungan, CPOPC Ingatkan Sawit Penopang Pangan Dunia

Di Tengah Isu Lingkungan, CPOPC Ingatkan Sawit Penopang Pangan Dunia

Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Izzana Salleh menegaskan bahwa perdebatan global mengenai minyak sawit kerap terjebak pada isu perdagangan semata, padahal peran komoditas ini jauh lebih fundamental.

21 Desember 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *