
sawitsetara.co - PEKANBARU - Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi sawitku yang dikembangkan oleh Ditjenbun. Mula Putera dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menjelaskan secara rinci fungsi dan tujuan pengembangan aplikasi Sawitku saat kegiatan sosialisasi di Kantor DPW Apkasindo Riau pada Kamis, (20/11/2025).
Aplikasi ini diproyeksikan menjadi instrumen pendataan terpadu bagi petani sawit di seluruh Indonesia, sekaligus sarana komunikasi dan pemetaan kebutuhan petani.
Dalam pemaparannya, Mula Putera menyampaikan bahwa Sawitku dirancang untuk menjawab persoalan besar terkait minimnya data akurat mengenai petani sawit di Indonesia. “Sekitar 90 persen petani belum pernah mengakses bantuan, berdasarkan data statistik Direktorat. Karena itu aplikasi ini hadir sebagai upaya penetrasi untuk memberikan akses sekaligus melacak keberadaan petani,” ujarnya.

Melalui aplikasi yang dapat diunduh di Google Play Store ini, petani dapat mendaftar secara mandiri. Data yang masuk akan tersimpan langsung di sistem Kementerian Pertanian. Tidak hanya petani, empat unsur lain—pengurus kelompok atau koperasi, asosiasi, dinas kabupaten/kota dan provinsi, serta perusahaan perkebunan maupun CSO—juga dilibatkan untuk meng-input data yang mereka miliki guna melengkapi basis data nasional.
“Tujuannya bukan hanya mengumpulkan data, tetapi juga membuat profiling petani. Kami ingin mengetahui kondisi mereka, kebutuhannya, serta bantuan apa yang tepat. Itulah dasar bagi perencanaan kebijakan bagi petani sawit ke depan,” kata Mula Putera kepada sawitsetara.co.
Meski sudah dikembangkan sejak tahun lalu, tingkat partisipasi petani dinilai masih sangat rendah. Karena itu, Ditjen Perkebunan menggencarkan kerja sama dengan asosiasi petani dan dinas daerah agar proses pendataan bisa dipercepat. Pendekatan ini berbeda dari mekanisme sebelumnya yang mengharuskan petani mendaftar hanya ketika membutuhkan bantuan.
“Sekarang kami mendorong agar mereka mendaftarkan diri sebagai petani. Kami tidak melakukan verifikasi, kami hanya menampung data agar pemerintah pusat dan daerah mengetahui kondisi mereka dan apa yang dibutuhkan,” jelasnya.

Selain pendataan, Sawitku juga berfungsi sebagai kanal komunikasi. Petani dapat menyampaikan keluhan atau laporan terkait kondisi kebun, termasuk serangan hama atau penyakit. Sistem kemudian akan memberikan saran dan rekomendasi, yang nantinya ditindaklanjuti bersama pemerintah daerah.
Menutup penjelasannya, Mula Putera menyebutkan bahwa aplikasi ini diharapkan menjadi jembatan agar seluruh petani sawit mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh akses bantuan pemerintah. “Itu mimpi kita. Semua petani sawit harus punya kesempatan yang sama,” tegasnya.

Tags:

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *