KONSULTASI
Logo

HUT ke-25, Petani Sawit: APKASINDO Beri Dampak Besar Bagi Petani Kecil di Daerah-daerah

Tanggal tidak tersedia
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
HUT ke-25, Petani Sawit: APKASINDO Beri Dampak Besar Bagi Petani Kecil di Daerah-daerah
HOT NEWS

sawitsetara.co – PEKANBARU – Berdiri sejak 25 tahun lalu, tepatnya pada 28 Oktober 2000, hari ini Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) genap memasuki tahun perak. Salah satu organisasi tani terbesar di Tanah Air ini telah menjadi jembatan antara petani sawit dan pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan petani sawit.

Kehadiran APKASINDO membantu petani turut dirasakan Yalogem Sipayung, 64 tahun. Petani sawit kecil di desa Langkai, Kabupaten Siak, Riau ini mulai aktif menjadi anggota sejak pensiun sebagai aparatur sipil negara (ASN). APKASINDO, kata dia, banyak memberikan pandangan tentang petani yang berlembaga.

“APKASINDO banyak memberikan dampak besar kepada petani kecil lewat pelatihan-pelatihan yang bermanfaat untuk petani sawit yang ada di daerah,” kata Yalogem kepada sawitsetara.co, Selasa (28/10/2025).

Hut Apkasindo

Sebelum menjadi anggota APKASINDO, walau sudah bertahun-tahun memiliki ladang sawit, Yalogem kurang begitu tahu bagaimana berkebun kelapa sawit berkelanjutan maupun terkait kelembagaan sawit. Apalagi dulu saban harinya ayah dari 5 anak ini bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sehingga tidak begitu fokus mengurus lahan.

APKASINDO, kata dia, juga telah mengubah cara pandang bagaimana bertani kelapa sawit berkelanjutan. Mulai dari pemilihan bibit unggul, perawatan kebun dan penggunaan pupuk organik, hingga bantuan pengurusan progam Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), termasuk pendampingan, advokasi, dan sosialisasi regulasi baru.

Di sisi lain, sebagai petani sawit kecil, Yalogem masih merasakan sejumlah aral. Salah satunya terkait harga tandan buah segar (TBS) belum memadai. Musababnya, belum ada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang mau bermitra dengan petani sawit di desanya. Sebab itu, banyak petani sawit terpaksa menjual ke tengkulak dengan harga di bawah penetapan dinas perkebunan.

Hut Apkasindo

“Petani kelapa sawit kecil di Langkai belum merdeka lantaran harga TBS belum memadai,” katanya.

Pihaknya berharap ke depannya APKASINDO bisa terus merangkul petani-petani kelapa sawit kecil untuk melek pengetahuan dan bermitra langsung dengan PKS agar naik kelas. Termasuk kesadaran akan kelembagaan tani seperti bergabung dengan Koperasi Unit Desa (KUD) maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

“Selamat ulang tahun APKASINDO yang ke-25, semoga bisa selalu membantu petani sawit Indonesia,” kata Yalogem.

Tags:

Petani SawitAPKASINDOHUT ke-25 APKASINDO

Berita Sebelumnya
GAPKI Soroti Lambatnya PSR dan Dampak Kebijakan B50 terhadap Ekspor maupun Harga Minyak Goreng

GAPKI Soroti Lambatnya PSR dan Dampak Kebijakan B50 terhadap Ekspor maupun Harga Minyak Goreng

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono menyampaikan pandangannya terkait sejumlah isu krusial dalam industri kelapa sawit. Mulai dari lambatnya peremajaan sawit rakyat (PSR) hingga potensi dampak kebijakan B50 terhadap ekspor dan harga minyak goreng dalam negeri.

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *