
sawitsetara.co – JAKARTA – Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) melalui peneliti Agus Eko Prasetyo, baru-baru ini memaparkan hasil kajian komprehensif terkait perilaku serangga penyerbuk yang didatangkan dari Tanzania pada tanaman kelapa sawit dan jenis palma lainnya.
Penelitian ini, yang melibatkan serangga dari Tanzania, berfokus pada tiga jenis utama yaitu Elaeisdobius subvittatus, Elaeisdobius plagiatus, dan Elaeisdobius kamerunicus.
Kajian ini menjadi krusial dalam memahami faktor biologis yang memengaruhi produktivitas sawit di Indonesia.
Dalam acara Talkshow Karantina Day 2025 yang bertema “Dari Karantina untuk Sawit Berkelanjutan”, Agus menjelaskan temuan penting terkait interaksi serangga dengan bunga sawit. Penelitian menunjukkan bahwa serangga penyerbuk lebih tertarik pada aroma dan senyawa kimia yang dihasilkan bunga, bukan hanya pada nektarnya.
“Pengujian kesesuaian antara serangga dan bunga kelapa sawit terus kami lakukan. Ini tidak mudah, karena setiap spesies memiliki karakteristik dan respons berbeda terhadap senyawa kimia yang dikeluarkan tanaman,” jelas Agus.
Penelitian mengungkap adanya ketertarikan yang lebih besar dari serangga Tanzania terhadap bunga betina dibandingkan bunga jantan. Dalam pengamatan, rasio kehadiran serangga di bunga jantan sekitar 1:2, sementara di bunga betina bisa mencapai 1:4.
Agus menyoroti, “Menariknya, kami menemukan bahwa serangga lebih banyak tertarik pada bunga betina dibandingkan bunga jantan.”
Temuan ini membuka peluang penelitian lanjutan untuk memahami bagaimana pola ketertarikan ini memengaruhi efektivitas penyerbukan dan pembentukan buah sawit. Studi ini juga memberikan gambaran mengenai potensi pengelolaan ekosistem serangga alami di perkebunan sawit.
“Kemungkinan besar ada hubungan antara nutrisi yang terkandung dalam bunga betina dan siklus hidup serangga penyerbuk. Ini menarik untuk diteliti lebih lanjut karena bisa berdampak pada kecepatan regenerasi populasi serangga,” tambah Agus.
PPKS juga melakukan uji perbandingan terhadap beberapa jenis tanaman palma lain. Hasil sementara menunjukkan bahwa karakteristik bunga sawit memiliki daya tarik tersendiri bagi serangga penyerbuk alami, yang menjadi kunci penting bagi produktivitas kebun.
Agus menegaskan bahwa riset berkelanjutan mengenai biologi penyerbukan kelapa sawit akan membantu industri sawit nasional dalam meningkatkan efisiensi produksi, sekaligus mendukung sistem pertanian berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *