KONSULTASI
Logo

Konsumsi Sawit Bersertifikat RSPO Jadi Tonggak Indonesia Menuju Berkelanjutan

Tanggal tidak tersedia
AuthorIbnu
EditorEditor
Konsumsi Sawit Bersertifikat RSPO Jadi Tonggak Indonesia Menuju Berkelanjutan
HOT NEWS

sawitseara.co – JAKATRTA – Indonesia kini memasuki babak baru dalam perjalanan konsumsi produk sawit berkelanjutan. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), setelah berhasil menciptakan formula palm-based batik wax, resmi meraih Sertifikasi RSPO Supply Chain Certification (SCC). Pencapaian ini menjadi simbol penting bahwa produk kreatif lokal mampu memenuhi standar keberlanjutan global dan dapat dihadirkan ke tengah konsumen.

Selain batik wax, FPKBL memperluas portofolio inovasinya dengan meluncurkan lilin dekoratif dan lilin aromaterapi, hasil pengembangan yang didukung oleh Daemeter. Produk-produk ini diperkenalkan kepada publik dalam ajang kerajinan terbesar di Indonesia, INACRAFT 2025 yang berlangsung pada 1–5 Oktober di Jakarta International Convention Center. Pameran ini menjadi saksi lahirnya era baru, ketika produk sehari-hari yang akrab dengan konsumen dapat diproduksi secara berkelanjutan.

Pada momen yang sama, SpaFactory Bali turut memperkenalkan lini personal care BOEMI Botanical, salah satu merek ternama asal Bali, yang juga telah memperoleh sertifikasi RSPO SCC. Kehadirannya menguatkan pesan bahwa keberlanjutan tidak berhenti di sektor hulu, melainkan dapat diwujudkan hingga ke produk hilir yang langsung digunakan masyarakat.


Default Ad Banner

Proses pencapaian ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. WWF Indonesia dan CECT Universitas Trisakti berperan mendampingi perjalanan sertifikasi, sementara Control Union sebagai lembaga sertifikasi memberikan dukungan dalam proses audit sertifikasinya. Momentum ini membuktikan bahwa standar keberlanjutan sudah bisa diakses oleh UMKM, sekaligus membuka jalan untuk memperluas konsumsi produk sawit berkelanjutan di tingkat nasional maupun global.

Alpha Febela Priyatmoko, Ketua FPKBL, menyampaikan kepada semua pihak, RSPO, WWF Indonesia, CECT Universitas Trisakti, Daemeter, dan Control Union, atas dukungannya. Komitmen ini membuat kami semakin yakin bahwa kreativitas bisa berjalan seiring dengan keberlanjutan dan membuka jalan ke pasar yang lebih luas.

UMKM batik seperti kami akhirnya bisa membuktikan bahwa keberlanjutan itu inklusif, memberi semangat baru untuk berkreasi sekaligus memperluas akses ke pasar internasional. Keberhasilan ini adalah hasil kerja kolektif yang tidak mungkin ditempuh sendirian.”

Dr. M Windrawan Inantha, Deputy Director Market Transformation RSPO (Indonesia), menegaskan pentingnya capaian ini. Capaian ini adalah tonggak awal peningkatan konsumsi produk sawit berkelanjutan di Indonesia. Sertifikasi RSPO bukan hanya penting bagi petani kecil di hulu, tetapi juga sama krusialnya bagi UMKM di hilir seperti FPKBL dan SpaFactory Bali.


Default Ad Banner

“Dengan sustainability meets creativity, kita membuka pintu bagi inisiatif yang lebih besar, yang akan menghubungkan rantai pasok berkelanjutan dari hulu hingga hilir secara nyata. Kreativitas dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan, dan UMKM kreatif memberi kontribusi nyata dalam transformasi industri sawit,” ungkap Windrawan.

Sebagai salah satu rangkaian utama di INACRAFT 2025, diselenggarakan Craft Talk bertema “Sustainability Meets Creativity”. Forum ini mempertemukan para mitra pendukung untuk berbagi pengalaman bagaimana standar keberlanjutan dapat bersinergi dengan kreativitas lokal. Sesi diskusi tersebut kemudian diakhiri dengan seremoni penyerahan sertifikat RSPO SCC kepada FPKBL dan SpaFactory Bali, yang menjadi penanda awal era baru konsumsi produk sawit berkelanjutan di Indonesia.

Gayan Wejesiriwardana, Managing Director Control Union Indonesia mengungkapkan, sertifikasi bagi UMKM di sektor hilir membuktikan bahwa standar keberlanjutan dapat diakses oleh usaha kecil. Ini adalah jembatan agar UMKM naik kelas dan memperkuat kepercayaan konsumen. Kreativitas lokal kini bisa disejajarkan dengan standar global.

“Kami percaya bahwa keberlanjutan dan daya saing harus inklusif, sehingga pelaku usaha kecil juga bisa menjadi bagian dari pasar global yang lebih beretika,” jelas Gayan.


Default Ad Banner

Keberhasilan FPKBL dan SpaFactory Bali menjadi bukti nyata bahwa konsumsi produk sawit berkelanjutan kini mulai hadir di tengah masyarakat. Produk berbasis sawit seperti batik wax, lilin dekoratif, lilin aromaterapi, hingga personal care tidak hanya berfungsi sebagai kebutuhan sehari-hari, tetapi juga sebagai medium edukasi dan simbol komitmen bersama untuk masa depan yang lebih lestari.


Berita Sebelumnya
Oktober 2025, Harga  Referensi CPO Menguat

Oktober 2025, Harga Referensi CPO Menguat

Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) untuk penetapan Bea Keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan (BLU BPDP), atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE), untuk periode Oktober 2025 adalah sebesar USD963,61/MT. Nilai ini meningkat sebesar USD8,89 atau 0,93 persen dari HR CPO periode September 2025 yang tercatat sebesar USD954,71/MT.

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *