KONSULTASI
Logo

Perajin Krey dan Sapu Lidi Lebak: Mengubah Pelapah Sawit Menjadi Miliaran Rupiah

20 Oktober 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Perajin Krey dan Sapu Lidi Lebak: Mengubah Pelapah Sawit Menjadi Miliaran Rupiah

Sawitsetara.co – LEBAK – Di tengah hiruk pikuk kehidupan pedesaan Lebak, Banten, sebuah kisah sukses ekonomi terukir dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit. Para perajin krey (tirai) dan sapu lidi yang memanfaatkan pelapah kelapa sawit berhasil memutar uang hingga miliaran rupiah.

Mulyadi (55) dan Sa’adah (50), pasangan suami istri dari Kampung Cihiyang, Desa Rangkasbitung Timur, berbagi pengalaman. Mereka telah menekuni usaha kerajinan krey selama 15 tahun dan hidup serta mengekolahkan anak-anak dari sana.

“Kami merasa senang dengan pendapatan kerajinan itu, selain bisa menyekolahkan dua anaknya di SMP dan SMA juga memenuhi ketersediaan pangan keluarga,” kata Mulyadi pada Ahad (19/10/2025), diikutip laman Antara.

Toto (55), seorang pengepul, menampung krey dan sapu lidi dari 150 perajin yang tergabung dalam paguyuban. Setiap hari, ia memasarkan sekitar 200 lembar krey ke pedagang di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, dengan harga jual Rp40 ribu per lembar.

“Kami menampung produksi krey itu dari perajin sekitar Desa Rangkasbitung Timur,” katanya.

Permintaan terhadap krey dan sapu lidi ini cukup tinggi, tidak hanya di wilayah Banten, tetapi juga merambah hingga DKI Jakarta dan Jawa Barat. Krey umumnya digunakan untuk melindungi dari sinar matahari dan hujan, sementara sapu lidi untuk membersihkan halaman dan jalan.

Saat ini, sekitar 500 unit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) terlibat dalam produksi krey dan sapu lidi, dengan rata-rata penghasilan mencapai Rp 3 juta per bulan per unit. Hal ini menghasilkan perputaran uang sebesar Rp 1,5 miliar setiap bulan.

“Kita meyakini pendapatan sebesar itu, dipastikan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan bisa menghapus kemiskinan,” jelas Imam Suangsa, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak.

UMKM ini tersebar di beberapa kecamatan seperti Rangkasbitung, Maja, Cimarga, Cileles, Banjarsari, dan Leuwidamar. Hal ini didukung oleh keberadaan perkebunan kelapa sawit milik BUMN (PTPN III Cisalak Baru) dan masyarakat setempat.

Produksi krey dan sapu lidi kemudian ditampung oleh pengepul. Harga krey ditetapkan Rp30 ribu per lembar, sedangkan sapu lidi dihargai Rp1.000 per satuan. Semua hasil kerajinan ini dipasarkan ke luar daerah.

“Kita mengapresiasi perajin krey dan sapu lidi pelapah sawit mampu menumbuhkan ekonomi keluarga,” ujarnya.


Berita Sebelumnya
Bank Sumut Bersinergi dengan Pemda Perkuat Sektor Ekonomi Berbasis Ekspor, Diantaranya Sawit

Bank Sumut Bersinergi dengan Pemda Perkuat Sektor Ekonomi Berbasis Ekspor, Diantaranya Sawit

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memiliki beberapa komoditas ekonomi berbasis ekspor diantara kelapa sawit, kopi, karet, pinang, dan kakao. Kelima komoditas tersebut sangat diminati oleh negara luar

19 Oktober 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *