
sawitseara.co - JAKARTA – Di triwulan III-2025, ekspor tetap tumbuh 9,91% (yoy). Hal itu didukung oleh permintaan kuat untuk crude palm oil (CPO), besi dan baja, serta lonjakan wisatawan mancanegara selama musim liburan.
Dari sisi sektoral, kontribusi utama berasal dari industri manufaktur yang kembali ekspansif, sektor perdagangan yang didorong pertumbuhan e-commerce, serta jasa informasi dan komunikasi yang meningkat seiring aktivitas ekonomi digital.
Meski begitu, kinerja ekonomi Indonesia ke depan masih akan ditopang oleh kebijakan pemerintah yang pro-pertumbuhan.
“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 akan berada di kisaran 5,0–5,1 persen, naik dari proyeksi sebelumnya yang sedikit di bawah 5 persen. Konsumsi rumah tangga diperkirakan menguat seiring perbaikan pasar tenaga kerja dan inflasi yang terkendali,” ungkap Department Head of Macroeconomic and Financial Market Research Permata Bank Faisal Rachman.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan bahwa neraca perdagangan Indonesia September2025 masih menunjukkan surplus sebesar USD4,34miliar. Capaian ini menandai keberlanjutan tren surplus untuk 65 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Perolehan surplus September 2025 juga menambah surplus secara kumulatif periode Januari–September 2025 menjadi USD33,48 miliar. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode Januari–September 2024 yang sebesar USD22,18 miliar.
“Dalam situasi dinamika perdagangan global, kita mampu menunjukkan kinerja yang baik.Surplus kita naik USD11,30 miliar dari USD22,18 miliar pada Januari—September 2024 menjadi USD33,48 miliar pada Januari—September 2025,” lanjut Budi.

Menurut Budi, surplus pada Januari–September 2025 terutama didorong oleh surplus nonmigas sebesar USD47,20 miliar dan defisit migas sebesar USD13,71 miliar. Sementara itu, surplus nonmigas pada Januari–September 2025 sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan beberapa negara mitra utama, antara lain, Amerika Serikat (AS) sebesar USD15,70 miliar, disusul India USD10,52 miliar, dan Filipina USD 6,45miliar.
Seperti diketahui bahwa ekspor minyak sawit Indonesia ke AS pada tahun 2024 mencapai sekitar 2,2 juta ton, sedikit menurun dari tahun sebelumnya. Meskipun volume ekspor ini tidak sebesar negara lain, Amerika Serikat tetap menjadi pasar penting untuk minyak sawit Indonesia, terutama untuk industri pangan. Nilai ekspornya pada tahun 2024 diperkirakan mencapai USD2,9 miliar, dengan pangsa pasar sekitar 89%.




Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *