sawitsetara.co – MEDAN – Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil menciptakan wadah kemasan makanan ramah lingkungan bernama BIOFLAEIS, terbuat dari limbah pelepah kelapa sawit dan daun pepaya. Inovasi ini diklaim berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
“Sebagai kemasan ramah lingkungan dan berkelanjutan, ide ini lahir dari keprihatinan terhadap sampah nasional Indonesia,” demikian bunyi rilis dalam laman usu.ac.id, Sabtu (11/9/2025).
Inovasi ini digalang oleh Shintia Florensia Silaban, Yeggin Damanik, Feodora Nicole Holongy Sitompul, Gita Triani Sinaga, dan Letminda Oftavya Purba, bersama dosen pembimbing Ir. Ilham Perkasa Bako, S.T., M.T.
Para mahasiswa USU ini melihat potensi besar dari limbah pertanian yang selama ini terabaikan. Pelepah kelapa sawit kaya akan selulosa dan hemiselulosa, sementara daun pepaya memiliki senyawa bioaktif dengan sifat antibakteri dan antijamur.
Adapun produk ini dirancang untuk menggantikan styrofoam yang mengandung zat berbahaya. BIOFLAEIS tidak hanya mudah terurai (biodegradable), tetapi juga mampu menjaga kualitas makanan.
Ir. Ilham selaku dosen pembimbing, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi ini. BIOFLAEIS, kata dia, menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa bisa menjembatani sains, teknologi, dan kebutuhan masyarakat.
“Dari bahan yang sering dianggap sampah, lahir produk bernilai yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Produk ini siap dipasarkan dengan memanfaatkan media sosial dan promosi langsung ke pelaku UMKM kuliner, kafe, dan restoran. Strategi ini dipilih karena konsumen muda dan pelaku usaha kecil menengah semakin peduli terhadap gaya hidup berkelanjutan.
Tim berambisi mengembangkan BIOFLAEIS lebih luas, dengan menggandeng lebih banyak pelaku usaha, masyarakat, dan mitra lokal. Dukungan dari berbagai pihak diyakini dapat memperkuat posisi BIOFLAEIS sebagai solusi nyata dalam mengurangi limbah plastik dan mengoptimalkan potensi limbah pertanian.
Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, mendukung inovasi mahasiswa untuk mengembangkan solusi berkelanjutan. Ia berharap program seperti ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilan mereka.
“Melalui produk seperti Bioflaeis, mahasiswa tidak hanya menunjukkan kreativitas, tetapi juga komitmen mereka terhadap kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Keberhasilan tim BIOFLAEIS diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak inovasi serupa dan mendukung gerakan global untuk mengurangi penggunaan plastik dan bahan berbahaya. Dengan terus mendukung inisiatif ini, USU memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan keberlanjutan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *