KONSULTASI
Logo

Di Daerah Pelosok, Industri Sawit Ikut Mendorong Pendidikan

16 Oktober 2025
AuthorIbnu
EditorIbnu
Di Daerah Pelosok, Industri Sawit Ikut Mendorong Pendidikan

sawitsetara.co - JAKARTA – Setiap anak wajib dan berhak mendapakan pendidikan minimal hingga SMA, dan itu juga berlaku bagi anak-anak petani dan pekerja di indusri kelapa sawit. Hal ini dilakukan untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Pendidikan di perkebunan sawit mencakup jalur formal dan non-formal (pelatihan, beasiswa, dan program pengembangan SDM). Industri sawit berperan penting dalam penyediaan fasilitas pendidikan dasar di area terpencil dan mendukung pendidikan tinggi melalui berbagai program beasiswa untuk mempersiapkan SDM yang terampil dan berkelanjutan.

Di balik hamparan hijau perkebunan sawit, tersimpan kisah lain yang jarang terekspos, yaitu peran besar industri sawit dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Selama ini, sebagian pihak menilai sawit hanya berfokus pada ekonomi dan ekspor.

Namun, berbagai studi empiris justru menunjukkan kontribusi signifikan sektor ini dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, terutama di wilayah pedesaan dan daerah tertinggal.

Perkebunan kelapa sawit kerap menjadi motor penggerak pertama pembangunan di daerah terisolir yang sebelumnya minim infrastruktur. Kebutuhan karyawan akan layanan dasar, termasuk pendidikan, membuat banyak perusahaan membangun sekolah-sekolah di kawasan perkebunan.


Default Ad Banner

Menariknya, seiring waktu sekolah-sekolah tersebut tak lagi eksklusif untuk anak karyawan. Masyarakat sekitar pun dapat bersekolah di sana menciptakan pusat pembelajaran baru di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh layanan pendidikan formal.

Peneliti Edward (2019) mencatat bahwa di banyak kabupaten sentra sawit, sebagian besar sekolah bukan milik pemerintah, melainkan dibangun oleh perusahaan perkebunan. Temuan ini mengindikasikan bahwa sawit memiliki peran struktural dalam memperluas jangkauan pendidikan nasional.

Sejumlah riset seperti Rist et al. (2010), Budidarsono et al. (2012), PASPI (2014), dan Syahza et al. (2020) menegaskan kontribusi nyata industri sawit terhadap pembangunan fasilitas pendidikan. Bahkan studi Santika et al. (2019) menemukan bahwa pembangunan sekolah di desa sawit berlangsung lebih cepat dibandingkan desa non-sawit.

Selain membangun sekolah dasar hingga menengah, banyak perusahaan sawit turut menyediakan pelatihan guru, fasilitas laboratorium, dan kegiatan literasi masyarakat.

Program ini menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di sekitar wilayah operasional.



Default Ad Banner

Penelitian Suwandi et al. (2013), Pambudi et al. (2017), Satria (2017), dan Baihaqi et al. (2020) menunjukkan bahwa perusahaan sawit tidak hanya membangun, tetapi juga memelihara keberlanjutan pendidikan.

Beberapa bentuk kontribusi yang telah terbukti antara lain, Renovasi gedung sekolah dan pembangunan fasilitas belajar; penyediaan buku, alat peraga, dan komputer; program beasiswa bagi siswa berprestasi dan tunjangan guru; pembentukan “Rumah Pintar” dan penyediaan bus sekolah di daerah terpencil.

Langkah-langkah tersebut tak hanya memperluas akses belajar, tetapi juga meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kawasan perkebunan dan sekitarnya.



Berita Sebelumnya
Hingga September Penerimaan Bea Keluar Capai Rp21,4 Triliun, Diantaranya Ditopang Sawit

Hingga September Penerimaan Bea Keluar Capai Rp21,4 Triliun, Diantaranya Ditopang Sawit

Dalam dalam konferensi pers APBN KiTa, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menguraikan bahwa penerimaan bea keluar tercatat Rp21,4 triliun atau 477,8 persen dari target APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), melonjak 74,8 persen secara tahunan. Kenaikan ini terutama ditopang oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO), volume ekspor sawit, serta kebijakan ekspor konsentrat tembaga.

15 Oktober 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *