
sawitsetara.co - JAKARTA - Bayangkan: tahun 1993, sebuah ruangan 4x4 meter di pedalaman Kalimantan. Di sana, 12 orang petani saling menatap. Tidak ada sertifikat tanah sebagai agunan, tidak ada slip gaji sebagai jaminan, tidak ada kontrak hukum yang akan mengikat mereka. Hanya ada tatapan mata, jabat tangan, dan sebuah kata sederhana: percaya.
Tiga puluh dua tahun kemudian, dari kepercayaan seharga Rp 291.000 itu, tumbuh menjadi kekuatan finansial Rp 2,3 triliun. Tapi bukan angka triliunan ini yang menakjubkan. Yang lebih ajaib adalah: kepercayaan di KKKK tidak berkurang saat dibagikan, malah bertambah—seperti mata uang yang unik dan paradoksal.
BAGIAN I: ANATOMI KEPERCAYAAN KUANTUM
Kepercayaan Negatif vs Kepercayaan Positif
Di dunia keuangan konvensional, kepercayaan bersifat negatif: ia ada karena ada ketakutan akan konsekuensi. Anda percaya bank karena ada OJK yang mengawasi. Bank percaya nasabah karena ada agunan yang bisa disita. Ini adalah kepercayaan yang dilahirkan dari ketakutan.
Di KKKK, kepercayaan bersifat positif: ia ada karena ada harapan akan kebaikan. Anggota percaya pengurus bukan karena takut sanksi hukum, tapi karena yakin mereka jujur. Pengurus percaya anggota bukan karena ada jaminan fisik, tapi karena melihat integritas dalam komunitas.
Kepercayaan negatif berkurang saat dibagi: semakin banyak orang yang saya percayai, semakin besar risiko saya tertipu.
Kepercayaan positif bertambah saat dibagi: semakin banyak orang yang saya percayai, semakin kuat jaringan saling percaya, semakin kecil kemungkinan pengkhianatan.
The Trust Paradox: Semakin Diberikan, Semakin Kaya
Dalam fisika kuantum, ada fenomena non-locality—satu partikel bisa mempengaruhi partikel lain seketika meski terpisah jauh. Dalam kepercayaan KKKK, ada fenomena serupa: satu tindakan kepercayaan bisa menciptakan gelombang kepercayaan di seluruh sistem.
Contoh: Ketika KKKK pertama kali memberi pinjaman tanpa agunan kepada seorang petani miskin tahun 1995, itu bukan sekadar transaksi keuangan. Itu adalah pernyataan kepercayaan publik yang bergema di seluruh komunitas. Gelombangnya: "Kalau mereka percaya pada Pak Dul yang miskin itu, berarti mereka benar-benar percaya pada kita semua."
Hasilnya? Kepercayaan kolektif meningkat. Simpanan bertambah. Partisipasi dalam rapat meningkat. Bukan karena insentif materi, tapi karena rasa dianggap percaya.
Kepercayaan sebagai Capital yang Mengembang Sendiri
Ekonom konvensional mengenal:
· Modal fisik: mesin, gedung—menyusut karena depresiasi
· Modal finansial: uang, saham—bisa bertambah tapi butuh investasi baru
· Modal kepercayaan: di KKKK—mengembang sendiri saat digunakan
Setiap kali KKKK memberi pinjaman tanpa agunan, mereka bukan sedang mengambil risiko. Mereka sedang berinvestasi pada modal kepercayaan. Dan investasi ini menghasilkan bunga aneh: semakin sering mereka percaya, semakin dipercaya. Semakin banyak pinjaman tanpa agunan mereka berikan, semakin banyak simpanan yang masuk.

BAGIAN II: MEKANISME OPERASIONAL KEPERCAYAAN
Sistem Kepercayaan Berjenjang
KKKK tidak langsung memberi kepercayaan besar pada semua orang. Mereka membangun sistem kepercayaan berjenjang:
Tingkat 1: Kepercayaan Sosial (0-6 bulan pertama)
· Tidak perlu agunan fisik
· Jaminan: rekomendasi 2 anggota lama
· Batas pinjaman: Rp 1-5 juta
· Tes: integritas dalam komunitas kecil
Tingkat 2: Kepercayaan Komunal (6 bulan-2 tahun)
· Tetap tanpa agunan fisik
· Jaminan: track record pembayaran dan partisipasi dalam kegiatan
· Batas pinjaman: Rp 5-20 juta
· Tes: konsistensi dan kontribusi pada komunitas
Tingkat 3: Kepercayaan Institusional (2-5 tahun)
· Mungkin butuh agunan sederhana
· Jaminan: sejarah panjang sebagai anggota aktif
· Batas pinjaman: Rp 20-100 juta
· Tes: kepemimpinan dalam organisasi koperasi
Tingkat 4: Kepercayaan Simbiosis (5+ tahun)
· Seringkali tanpa agunan meski nilai besar
· Jaminan: menjadi bagian dari ekosistem KKKK
· Batas pinjaman: fleksibel, berdasarkan kapasitas usaha
· Tes: kontribusi pada pengembangan koperasi
Sistem ini seperti akselerator partikel sosial: mulai pelan, dapat momentum, lalu melesat. Setiap tingkat bukan sekadar jumlah pinjaman yang bertambah, tapi kedalaman kepercayaan yang bertambah.
Mekanisme "Trust Recycling"
Di bank, uang didaur ulang: deposit → loan → repayment → deposit lagi.
Di KKKK, kepercayaan didaur ulang dalam siklus yang lebih kompleks:
Pinjaman tanpa agunan: pembayaran tepat waktu → reputasi baik dalam komunitas → rekomendasi untuk anggota baru → perluasan jaringan kepercayaan → pinjaman lebih besar tanpa agunan.
Siklus ini menciptakan efek multiplikasi kepercayaan: satu pinjaman yang dibayar tepat waktu bisa menghasilkan 3-5 rekomendasi anggota baru. Setiap anggota baru yang terbukti jujur memperkuat reputasi sistem secara keseluruhan.
Audit Sosial vs Audit Finansial
Di bank, audit dilakukan oleh akuntan dengan checklist.
Di KKKK, audit sosial terjadi setiap hari melalui:
1. Audit Pasar: Ibu-ibu di pasar tahu siapa yang bayar tepat waktu, siapa yang sering utang di warung
2. Audit Warung Kopi: Obrolan pagi di warung menjadi forum evaluasi informal
3. Audit Gereja/Masjid: Kehadiran dan kontribusi dalam kegiatan keagamaan menjadi indikator integritas
4. Audit Rapat: Partisipasi aktif dalam rapat menjadi bukti komitmen
Hasilnya? NPL di bawah 2% bukan karena sistem kredit scoring canggih, tapi karena early warning system sosial yang bekerja 24/7

BAGIAN III: STUDI KASUS—KEPERCAYAAN DALAM AKSI
Kasus 1: Petani Karet dengan Pinjaman Pertama (1995)
Pak Dul, petani karet, datang ke KKKK tahun 1995. Tidak punya sertifikat tanah (tanah adat). Tidak punya slip gaji. Hanya punya: 1 hektar kebun karet dan reputasi sebagai tetangga yang baik.
Di bank: ditolak. "Bawa agunan atau jaminan."
Di KKKK: pengurus datang ke kampungnya. Bertanya pada tetangga:
· "Dul bayar utang ke warung tepat waktu?"
· "Dul ikut kerja bakti?"
· "Dul urus keluarganya baik?"
Jawaban: "Iya, Dul orang baik."
Keputusan: Pinjaman Rp 2 juta diberikan. Tanpa agunan. Hanya berdasarkan kepercayaan sosial.
Hasil: Dul bayar tepat waktu. Empat tetangganya melihat, mendaftar jadi anggota. Satu tindakan kepercayaan menghasilkan lima anggota baru.
Kasus 2: Ibu Rumah Tangga Jadi Pengusaha (2005)
Ibu Sari, ibu rumah tangga, ingin buka warung. Modal perlu Rp 10 juta. Suami sudah coba ke bank: ditolak. Agunan kurang.
KKKK tidak melihat agunan. Mereka melihat:
· Sari aktif di arisan RT (konsisten 3 tahun)
· Anak-anaknya rajin sekolah (ditanyakan ke guru)
· Keluarga tidak punya masalah dengan tetangga
Pinjaman diberikan. Bukan Rp 10 juta, tapi Rp 15 juta: "Buat sekalian beli kulkas."
Sekarang? Warung Sari jadi mini market. Mempekerjakan 5 orang. Simpanannya di KKKK: Rp 200 juta.
Transformasi: dari penerima kepercayaan → menjadi pemberi kepercayaan (rekomendasi anggota baru) → menjadi penyimpan kepercayaan (simpanan besar).
Kasus 3: Pemuda "Bermasalah" yang Ditebus Kepercayaan (2010)
Andi, pemuda 22 tahun, punya reputasi: mantan pemakai narkoba, kerja serabutan, sering berutang.
Tetangga bilang: "Jangan percaya Andi."
Tapi seorang pengurus KKKK melihat: Andi rajin ke gereja 6 bulan terakhir. Andi merawat ibunya yang sakit. Andi punya potensi.
Pinjaman Rp 3 juta diberikan untuk beli mesin jahit (ibunya penjahit). Dengan syarat: Andi ikut pelatihan koperasi.
Hasil? Andi bukan hanya bayar pinjaman. Andi jadi pengurus muda paling aktif. Sekarang? Manager unit KKKK di kecamatan lain.
Pelajaran: Kepercayaan bisa menebus masa lalu. Kepercayaan bisa mengubah nasib.

BAGIAN IV: REPLIKASI KEPERCAYAAN DI 80.000 DESA
Formula Kepercayaan yang Bisa Direplikasi
Kepercayaan di KKKK bukan mukjizat. Ia dibangun dengan formula yang bisa direplikasi:
Formula 1: Kepercayaan = Konsistensi + Transparansi + Akuntabilitas Sosial
· Konsistensi: janji ditepati berulang-ulang
· Transparansi: semua tahu semua (tidak ada rahasia)
· Akuntabilitas Sosial: pertanggungjawaban pada komunitas, bukan pada atasan
Formula 2: Kepercayaan Bertingkat = Start Small → Prove → Scale
· Mulai dengan kepercayaan kecil
· Buktikan dengan tindakan kecil
· Naik tingkat ke kepercayaan lebih besar
Formula 3: Kepercayaan Bersama = 1 + 1 = 3
· Kepercayaan individual (A percaya B) + Kepercayaan individual (B percaya C) = Kepercayaan jaringan (A, B, C saling percaya)
· Jaringan kepercayaan lebih kuat dari jumlah individualnya
Adaptasi Budaya untuk Bangun Kepercayaan
Kepercayaan di KKKK dibangun dengan cara Dayak. Di tempat lain, perlu adaptasi:
Di Bali: Kepercayaan dibangun melalui banjar (organisasi sosial tradisional). Pengurus koperasi harus aktif di banjar. Rapat koperasi bisa digabung dengan rapat banjar. Kepercayaan pada koperasi = ekstensi kepercayaan pada banjar.
Di Minang: Kepercayaan mengalir melalui suku dan ninik mamak. Koperasi harus melibatkan ninik mamak dalam kepengurusan. Sistem rekomendasi berdasarkan silsilah dan reputasi keluarga.
Di Jawa: Kepercayaan dibangun melalui rukun tetangga dan pengajian. Aktivitas koperasi diselipkan dalam kegiatan rukun. Transparansi melalui pengumuman di pengajian.
Di Papua: Kepercayaan berdasarkan honai (rumah bersama) dan ondofolo (pemimpin adat). Koperasi harus beroperasi dari honai. Ondofolo sebagai penjamin moral.
Prinsip sama: kepercayaan mengalir melalui saluran sosial yang sudah ada.
Ekspresi berbeda:sesuai struktur sosial lokal.
Membangun "Bank Kepercayaan" Desa
Setiap KDMP perlu membangun bank kepercayaan—bukan bank uang. Caranya:
Tahap 1: Deposit Kepercayaan Awal (Bulan 1-6)
· Pengurus mengunjungi setiap rumah, dengar cerita, tidak langsung tawarkan pinjaman
· Buat kegiatan sosial bersama: kerja bakti, arisan, pengajian
· Deposit: waktu, perhatian, empati
Tahap 2: Penarikan Kepercajaran Pertama (Bulan 7-12)
· Pinjaman sangat kecil pertama (Rp 500.000-1 juta)
· Tanpa agunan, hanya berdasarkan partisipasi dalam kegiatan
· Tes: apakah janji ditepati?
Tahap 3: Bunga Kepercayaan (Tahun 2)
· Anggota yang bayar tepat waktu dapat "bunga": rekomendasi untuk pinjaman lebih besar
· Anggota jadi "agen kepercayaan": rekomendasikan calon anggota baru
· Multiplier effect: satu anggota baik menarik 3-5 anggota baru
Tahap 4: Reinvestment Kepercayaan (Tahun 3+)
· Kepercayaan yang terkumpul diinvestasikan dalam usaha bersama
· Contoh: kelompok tani bersama, usaha pengolahan hasil bersama
· Siklus: kepercayaan → usaha → keberhasilan → lebih percaya.
BAGIAN V: PITFALLS KEPERCAYAAN DAN MITIGASINYA
Jenis-Jenis Kegagalan Kepercayaan
1. Kepercayaan Buta: percaya tanpa verifikasi → mitigasi: sistem rekomendasi bertingkat
2. Kepercayaan Elitis: hanya pada orang tertentu → mitigasi: rotasi kepemimpinan, kuota kelompok marginal
3. Kepercayaan Semu: hanya di permukaan → mitigasi: transparansi total, semua laporan terbuka
4. Kepercayaan Terisolasi: tidak menyebar → mitigasi: sistem mentor, anggota lama dampingi anggota baru
Mekanisme Perbaikan Ketika Kepercayaan Ternoda
Di KKKK, ketika kepercayaan ternoda (pinjaman macet), bukan langsung sanksi hukum. Ada mekanisme restorasi:
Tahap 1: Verifikasi Sosial
· Apakah masalahnya riil (sakit, bencana, harga anjlok)?
· Atau kesengajaan?
· Ditanyakan pada tetangga, keluarga, komunitas
Tahap 2: Restrukturisasi Sosial
· Jika masalah riil: pinjaman direstrukturisasi, bantuan dicari
· Komunitas dilibatkan: tetangga bantu, keluarga support
· Prinsip: masalah bersama, solusi bersama
Tahap 3: Rehabilitasi Kepercayaan
· Anggota yang "jatuh" diberi program khusus
· Pinjaman kecil baru untuk bangkit
· Pendampingan intensif
· Tujuan: bukan hanya uang kembali, tapi kepercayaan pulih
Tahap 4: Reintegrasi
· Ketika sudah pulih, diakui kembali dalam komunitas
· Cerita sukses dibagikan
· Pesan: kesalahan bisa diperbaiki, kepercayaan bisa dipulihkan
Hasil? Tingkat recovery pinjaman macet di KKKK: 85%. Bandingkan dengan bank: biasanya di bawah 50%.
BAGIAN VI: PENGUKURAN KEPERCAYAAN
Indikator Kuantitatif Kepercayaan
1. Rasio Pinjaman Tanpa Agunan: persentase pinjaman yang diberikan tanpa jaminan fisik
· KKKK: 65% pinjaman tanpa agunan
· Target KDMP: minimal 40% di tahun pertama, naik ke 60% di tahun ketiga
2. Rasio Recovery: persentase pinjaman macet yang berhasil dipulihkan
· KKKK: 85%
· Target KDMP: 70% di tahun pertama, 80% di tahun ketiga
3. Growth by Referral: persentase anggota baru datang dari rekomendasi anggota lama
· KKKK: 90%
· Target KDMP: 80%
Indikator Kualitatif Kepercayaan
1. Indeks Berbagi Informasi: seberapa banyak informasi personal dibagi dalam rapat
· Skala 1-10, target: 7 di tahun pertama, 9 di tahun ketiga
2. Tingkat Partisipasi Tanpa Paksaan: kehadiran dalam kegiatan tanpa insentif materi
· Target: >80% di tahun kedua
3. Variasi Sosial dalam Kepengurusan: apakah pengurus mewakili semua kelompok
· Target: minimal 30% perempuan, 30% pemuda, 40% lainnya
Trust Index untuk KDMP
TRUST INDEX =
(30% × Rasio Pinjaman Tanpa Agunan) + (25% × Rasio Recovery) +(20% × Growth by Referral) + (15% × Indeks Berbagi Informasi) + (10% × Tingkat Partisipasi Tanpa Paksaan)
Target: 75% dalam 2 tahun untuk KDMP sehat.
BAGIAN VII: VISI 2045—REPUBLIK KEPERCAYAAN
KKKK 2045: Ekosistem Kepercayaan Otomatis
Di 2045, KKKK mungkin sudah memiliki:
1. Blockchain Kepercayaan Sosial: sistem digital yang merekam sejarah kepercayaan setiap anggota—bukan hanya transaksi finansial, tapi kontribusi sosial, partisipasi, rekomendasi
2. AI Trust Scoring: algoritma yang tidak hanya hitung angka, tapi analisis pola sosial, partisipasi komunitas, konsistensi moral
3. Trust Insurance: asuransi bersama yang menjamin jika kepercayaan ternoda—bukan asuransi komersial, tapi solidaritas anggota
4. Trust Academy: sekolah khusus untuk pelatihan "trust builder"—orang-orang yang ahli membangun kepercayaan di komunitas
Indonesia 2045: Masyarakat Berkepercayaan Tinggi
Jika 80.000 KDMP berhasil membangun kepercayaan seperti KKKK:
1. Ekonomi Biaya Transaksi Rendah: tidak perlu notaris, lawyer, kontrak rumit untuk transaksi ekonomi
2. Sistem Kesehatan Sosial: ketika sakit, komunitas langsung bantu—tidak perlu asuransi komersial yang mahal
3. Pendidikan Berbasis Komunitas: anak-anak dididik dengan nilai kepercayaan sejak dini
4. Politik Kepercayaan: pemimpin dipilih bukan karena janji, tapi karena track record kepercayaan
Rumus Kepercayaan Universal
TRUST_CAPITAL = Σ (Trust_Deposits) - Σ (Trust_Withdrawals) + (Trust_Interest)
Dimana:
· Trust_Deposits: setiap tindakan jujur, tepat janji, kontribusi pada komunitas
· Trust_Withdrawals: setiap pengkhianatan, janji tak ditepati, kerugian pada komunitas
· Trust_Interest: efek jaringan—semakin banyak orang saling percaya, semakin tinggi bunganya.
EPILOG: MATA UANG YANG TAK PERNAH INFLASI
Di dunia fiat currency, uang bisa dicetak berlebihan, menyebabkan inflasi, kehilangan nilai.
Di dunia kepercayaan KKKK, kepercayaan justru bertambah nilai ketika "dicetak" berlebihan.
Semakin banyak kepercayaan kita berikan, semakin banyak yang kembali.
Semakin banyak kita percaya pada orang lain, semakin banyak yang percaya pada kita.
Semakin banyak pinjaman tanpa agunan kita berikan, semakin banyak simpanan yang masuk.
Inilah paradoks indah kepercayaan: ia adalah satu-satunya mata uang yang nilainya naik saat diedarkan, bukan saat disimpan.
Ketika 12 petani di ruangan 4x4 meter saling mempercayai Rp 291.000 milik mereka pada 1993, mereka sedang melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar transaksi keuangan. Mereka sedang mencetak mata uang baru—mata uang yang tidak bisa dipalsukan bank sentral manapun, yang tidak bisa diinflasikan oleh kebijakan moneter, yang justru menguat saat krisis ekonomi melanda.
Dari Kalimantan, mata uang ini kini siap diedarkan ke 80.000 desa. Bukan sebagai uang kertas atau koin, tapi sebagai jabat tangan, tatapan mata, janji yang ditepati, rekomendasi yang tulus.
Dan seperti mata uang terbaik, kepercayaan ini akan menjadi standard value baru dalam ekonomi Indonesia: di mana transaksi tidak lagi diukur hanya dengan rupiah, tapi juga dengan satuan kepercayaan; di mana kekayaan tidak lagi hanya dihitung dari aset, tapi dari jaringan saling percaya yang dimiliki.
"Uang bisa dicetak oleh siapa saja. Tapi kepercayaan hanya bisa dicetak oleh mereka yang berani memberikannya terlebih dahulu."
*Penulis adalah Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan, Ph.D., Rektor IKOPIN University sejak 29 Mei 2023 untuk periode 2023–2027. Ia dikenal sebagai ekonom pertanian yang menaruh perhatian pada penguatan ekosistem perkoperasian dan tata kelola kebijakan publik.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *